SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Wedi Klaten membongkar atap kios kemudian membawa genteng dan seng ke pasar darurat untuk digunakan membangun atap kios sementara. Foto diambil, Minggu (28/4/2013). (Asiska RIviyastuti/JIBI/SOLOPOS)


Pedagang Pasar Wedi Klaten membongkar atap kios kemudian membawa genteng dan seng ke pasar darurat untuk digunakan membangun atap kios sementara. Foto diambil, Minggu (28/4/2013). (Asiska RIviyastuti/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Pemilik kios di Pasar Wedi, Klaten swadaya menyewa lahan dan membuat kios di pasar darurat. Hal ini karena mereka tidak mendapat bagian lahan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut salah satu pemilik kios, Widodo, 42, dia terpaksa menyewa lahan kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Gadungan senilai Rp100.000.  Ukuran kios yang dia sewa adalah 3 meter x 3 meter

“Kami hanya sekali membayar sewa. Jadi Rp100.000 itu untuk selama kami menempati pasar darurat,” kata Widodo kepada Solopos.com di kios miliknya, Minggu (28/4/2013).

Sementara itu, Kepala Pasar Wilayah I, Didik Sudiarto, menuturkan beberapa pedagang tidak mendapat lahan di pasar darurat karena terlambat mendaftar. Selain itu juga karena beberapa pemilik kios menghendaki mendapat lahan yang lebih luas dari yang disediakan pemerintah.

“Awalnya pedagang ada yang sudah menyewa tempat dan tidak ikut ke pasar darurat tapi kemudian ada yang ingin ikut ke pasar darurat. Dan karena lahan di pasar darurat sudah habis maka mereka [pedagang] menyewa ke Pemdes Gadungan,” ungkap Didik kepada Solopos.com, Minggu (28/4/2013).

Selain itu, Widodo menyatakan karena pihaknya menyewa lahan sendiri maka kios pun dibuat secara swadaya. Oleh karena itu, dia mengatakan akan membawa genteng dan seng ke pasar darurat yang terletak di dekat Kantor Pos Wedi. Menurut Widodo, hal tersebut sudah mendapat izin dari pihak pengelola pasar.

Didik pun membenarkan hal tersebut. Dia menyatakan memperbolehkan pedagang membawa genteng dan seng asalkan digunakan untuk membangun kios di pasar darurat. “Kalau tidak untuk membuat kios di pasar darurat tidak kami izinkan [membongkar atap kios],” tutur Didik.

Lebih lanjut, Didik menuturkan pihaknya belum mengetahui kapan pasar akan dibongkar. Hal ini karena pembongkaran menjadi wewenang pemenang lelang. “Yang penting dikosongkan dulu. Nanti kalau sudah kosong kan ada perintah pembongkaran,” kata Koordinator UPTD Pasar Kabupaten Kletan ini.

Sedangkan pembagian tempat berjualan di pasar darurat, menurut Didik, akan dibagi per zona. Namun pembagiannya diserahkan kepada paguyuban pedagang. Sementara itu, dari pantauan Solopos.com, beberapa pedagang terlihat sudah mengosongkan kiosnya. Bahkan beberapa pedagang terlihat membongkar atap kiosnya untuk dibawa ke pasar darurat.  Sedangkan pasar darurat yang disediakan pemerintah, saat ini telah selesai dan siap ditempati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya