Soloraya
Sabtu, 20 Juni 2020 - 15:30 WIB

Rentan Covid-19, Perempuan Hamil Ini Rela Jadi Buruh Gendong di Pasar Legi Solo

Nugroho Meidinata  /  Wahyu Prakoso  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi buruh gendong (HARIAN JOGJA/DESI SURYANTO)

Solopos.com, SOLO -- Di tengah pandemi Covid-19 ini, salah satu pekerja informal yang merasakan imbasnya ada buruh gendong di Pasar Legi, Solo. Dan salah satunya adalah Sarni.

Perempuan berusia 32 tahun ini mengaku transaksi di Pasar Legi ini sepi sehingga pendapatannya sebagai buruh gendong berkurang.

Advertisement

Data Covid-19 Sukoharjo: Positif Bertambah Jadi 80, 1 Kasus Baru Lagi di Pucangan

Upah harian yang ia terima menjadi tidak pasti, mulai Rp30.000 per hari sampai Rp50.000 per hari. Sementara sang suami, Sugeng Widodo, 32 yang bekerja sebagai pengrajin kayu kini lebih banyak menganggur akibat warga memprioritaskan kebutuhan pokok selama pandemi Covid-19.

Advertisement

Upah harian yang ia terima menjadi tidak pasti, mulai Rp30.000 per hari sampai Rp50.000 per hari. Sementara sang suami, Sugeng Widodo, 32 yang bekerja sebagai pengrajin kayu kini lebih banyak menganggur akibat warga memprioritaskan kebutuhan pokok selama pandemi Covid-19.

Saat ditemui Solopos.com pada Senin (15/6/2020), perempuan asal Rejosari, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah ini sedang menunggu antrean menguusng barang bersama buruh gendong lainnya di Pasar Legi, Solo.

Tambah 2, Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Salatiga Lebih dari 50%

Advertisement

Hamil Anak Pertama

Meski sedih lantaran pendapatannya sebagai buruh gendong di Pasar Legi menurun, ia masih merasa bersyukur karena setelah 17 tahun menikah kini ia sedang mengandung anak pertamanya.

Dokter Puskesmas di Madiun Positif Covid-19, Setelah Didatangi Ibunya dari Surabaya

"Mungkin ini jalan Allah. Walaupun pendapatan banyak berkurang harus bersyukur. Ternyata Tuhan kasih rejeki dengan saya hamil. Insya Allah saya bekerja sampai mau lahiran. Ikut suami bayar utang. Kalau enggak sertifikat rumah bisa diambil bank. Itu kendalanya,” kata dia.

Advertisement

Keinginan untuk beristirahat sambil menunggu kelahiran anak kandung pertama harus diundur hingga menjelang kelahiran sang buah hati. Ia terpaksa terus bekerja karena ia memiliki pengeluaran bulanan, antara lain, susu untuk anak angkatnya, Dodik Wahyu Pratama, yang berusia tiga tahun, angsuran kredit bank Rp1,5 juta per bulan, dan cicilan sepeda motor Rp420.000 per bulan.

New Normal, 1 PDP Meninggal Dunia di Ponorogo Positif Covid-19

Sadar akan bahaya dirinya rentan terpapar Covid-19 karena sedang hamil, setiap bekerja sebagai buruh gendong di Pasar Legi ia selalau mengenakan masker, sering mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif