Soloraya
Rabu, 1 Juli 2020 - 14:49 WIB

Reruntuhan Candi Ditemukan Tersebar di Tegalan Desa Mranggen Jatinom Klaten, Ditutupi Lumut

Taufiq Sidik Prakoso  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah mengukur batuan candi yang berada di kawasan tegalan Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Selasa (30/6/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Reruntuhan batuan candi ditemukan tersebar di tegalan wilayah Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Reruntuhan batuan yang diyakni bekas candi di Jatinom itu berada di tegalan yang ditanami pohon sengon serta pepaya. Bebatuan itu membentuk gundukan tanah yang sebagian tertutup rumput serta ditumbuhi lumut.

Advertisement

Selain batuan candi, ditemukan juga yoni berukuran besar serta arca Nandi. Ada pula gundukan tanah yang berisi batu bata berukuran besar.

Hore! Grojogan Sewu Karanganyar Siap Dibuka Lagi

Advertisement

Hore! Grojogan Sewu Karanganyar Siap Dibuka Lagi

Pamong Budaya Madya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Deny Wahju Hidajat, mengatakan ada temuan bebatuan candi yang tersebar di beberapa lokasi di Desa Mranggen, Jatinom, Klaten, kawasan tegalan.

“Ada juga nandi dan yoni. Kalau batuan candi mungkin jumlahnya ribuan. Selain itu [sebaran batu candi], kawasan ini dekat dengan sungai. Antara sungai dengan candi ada keterkaitan secara filosofi. Jadi kemungkinan kawasannya dulu ada percandian. Entah itu candi induk atau perwara kami belum tahu,” kata Deny saat ditemui Solopos.com di sela pengecekan temuan batuan candi di wilayah Mranggen, Selasa (30/6/2020).

Advertisement

Ekskavasi

Deny menuturkan perlu dilakukan ekskavasi untuk memastikan kawasan tegalan di wilayah Mranggen, Jatinom, Klaten, tersebut merupakan kompleks candi.

“Untuk mengetahui apakah candi atau tidak kami perlu ekskavasi dan dilakukan penyusunan. Kami menunggu dari dinas terkait [Disparbudpora Klaten] untuk berkolaborasi,” jelas Deny.

Pegiat Klaten Heritage Community, Hari Wahyudi, mengatakan kawasan sebaran batuan candi diperkirakan seluas 50 meter persegi.

Advertisement

“Untuk yoni kami pernah mengukur memiliki lebar 110 sentimeter,” tutur Hari.

Makam Misterius di Pinggir Jalan Kampung Teposanan Sriwedari Solo, Punya Siapa?

Hari menjelaskan selama ini batuan candi itu dibiarkan warga Desa Mranggen, Jatinom, Klaten, tetap berada di tegalan hingga ditumbuhi rumput serta lumut.

Advertisement

“Tidak ada warga yang berani memindahkan batuan-batuan candi. Jadi mereka mengeramatkan batuan candi yang ada,” jelas Hari.

Salah satu warga, Sumarti, 49, juga menjelaskan selama ini bebatuan candi dibiarkan tergeletak di tegalan. Batu-batu itu sudah ada di kawasan tegalan secara turun temurun.

“Sejak saya tinggal di kampung ini 30 tahun lalu batu-batuannya sudah ada. Banyak warga yang mengatakan di kawasan kami pernah berdiri candi,” kata Sumarti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif