Soloraya
Senin, 10 Juli 2023 - 18:02 WIB

Revitalisasi Alun-Alun Utara Solo Harus Lebih Megah dari Alkid, Ini Alasannya

Kurniawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Alun-alun Utara, Solo, Kamis (16/3/2023) pagi. Alun-alun Utara menjadi bagian yang akan direvitalisasi tahap satu Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO—Program revitalisasi Keraton Kasunanan Solo yang akan dimulai dari Alun-alun Utara menjadi perhatian sejumlah kalangan pemerhati budaya.

Mereka memberikan peringatan agar dalam merevitalisasi kawasan cagar budaya itu pemerintah tetap mendasarkan kepada nilai filosofis tata ruang. Sebab Keraton Solo dari Alun-alun Utara hingga Kedaton dan Alun-alun Kidul punya nilai filosofi tinggi.

Advertisement

Kawasan itu menggambarkan tahapan atau rangkaian kehidupan manusia dari lahir hingga menghadap Tuhan atau mencapai alam kelanggengan. Mendasarkan itu Alun-alun Utara harus lebih megah dibandingkan Alun-alun Selatan Keraton.

“Tidak boleh membangun Alun-alun Selatan lebih megah dari Alun-alun Utara. Secara simbolis Alun-alun Selatan itu dunia setelah kematian. Jadi yang harus megah Alun-alun Utara,” ujar pemerhati budaya Solo, Tundjung W Sutirto, Minggu (9/7/2023).

Sedangkan Alun-alun Utara Keraton Solo, menurut dia, merupakan simbol dari kehidupan manusia di dunia. Masyarakat dari berbagai elemen, golongan dan status berkumpul di dunia. Untuk itu Alun-alun Utara tak boleh dipasangi pembatas atau pagar.

Advertisement

Tundjung meminta pemerintah tetap mempertahankan nilai-nilai filosofi itu ketika nanti merevitalisasi Keraton Solo. Sehingga nilai-nilai itu tetap terjaga dan bisa menja edukasi bagi generasi penerus yang belajar tentang sejarah.

“Simbolis dalam penataan revitalisasi Keraoton agar betul-betul masih mencerminkan keasliannya. Persoalan material hanya variasi yang tidak simbolis, sebagai instrumen pelengkap. Misalnya tiang lampu. Tata ruang harus dijaga betul,” terang dia.

Tundjung mengatakan Alun-alun Keraton Solo merupakan gambaran seperti Padang Mahsyar dalam Agama Islam. Karena semua orang dari berbagai kalangan, status dan tingkatan, bisa mengakses maupun beraktivitas di kawasan itu.

Advertisement

“Ruang terbuka dan tidak boleh ada pembatas, siapapun derajatnya, dari status apapun, penting semua manusia dari berbagai tingkat, derajat, status, seperti dalam Islam Padang Mahsyar, karena konsepnya rangkaian menghadap Raja,” papar dia.

Tundjung juga menekankan agar revitalisasi yang akan dilakukan tidak mengubah aspek vegetasi atai botanical yang sudah ada. Sebab penanaman aneka jenis tanaman yang dilakukan di Keraton Solo sudah terencana dan punya makna filosofisnya.

“Jadi ringin kurung itu harus dipertahankan, tidak boleh diganti apapun juga. Kalau soal material mungkin berkaitan dengan ketahanan fisiknya. Tapi tata ruang Alun-alun, Pagelaran, Sitihinggil lalu garis sampai Alkid, tak boleh berubah,” saran dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif