SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Ilustrasi Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Pihak Keraton Solo geram karena tidak dilibatkan dalam kelanjutan rencana revitalisasi Pasar Klewer yang saat ini kembali memanas. Namun demikian, Keraton Solo hanya meminta kepada Pemkot Solo untuk mengkaji ulang perihal rencana revitalisasi pasar konfeksi terbesar di Jawa Tengah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Saya bingung saat ditanya sudah ada desain Pasar Klewer. Hla wong secara resmi belum ada pemberitahuan kepada keraton,” jelas Pengageng Pariwisata dan Museum 3, KRMH Satryo Hadinagoro, saat dijumpai wartawan, di kantornya, Senin (25/2/2013).

Satryo yang mewakili Keraton Solo mengaku pernah dilibatkan satu kali dalam sosialisasi pembahasan studi kelayakan atau feasibility study (FS) Pasar Klewer di RM Ramayana beberapa waktu lalu. Setelah pertemuan itu, pihaknya tidak pernah diundang untuk membahas perihal kelanjutan revitalisasi Pasar Klewer.

“Kami hanya ingin katakan kebijakan sebaik apapun dari Pemkot, namun jika ada gejolak dalam diri pedagang. Maka kebijakan itu belum benar, perlu dikaji ulang,” jelas Satryo.

Dia juga menyesalkan pernyataan dari Pemkot Solo melalui Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) beberapa waktu lalu yang menganggap lahan Pasar Klewer sisi timur milik Pemkot Solo. Padahal, menurutnya, secara historis lahan sisi timur merupakan kawasan Keraton Solo yang masuk dalam Alun-alun Utara Solo.

“Satu hal lagi yang perlu diketahui, kawasan keraton merupakan kawasan Cagar Budaya. Jadi perlu dilestarikan. Waktu itu Pemkot beralasan bahwa UU Cagar Budaya keluar setelah pembangunan Pasar Klewer selesai. Nah, setelah keluar UU Cagara Budaya, apakah kawasan keraton tetap akan dibongkar total? Terus dimana tanggungjawabn Pemkot gembar-gembor akan melindungi dan melestarikan kawasan Cagar Budaya?,” ujar Satryo.

Satryo menegaskan ada tiga titik emas di kawasan Cagar Budaya yakni Keraton Solo, Masjid Agung dan Pasar Klewer. Maka dia berharap, Pemkot Solo tidak hanya berpikir tentang perekonomian dengan revitalisasi Pasar Klewer.

“Saya mohon Pemkot memikirkan situs lingkungan di kawasan Keraton yang termasuk cagar budaya. Apabila revitalisasi Pasar Klewer terlaksana, apakah masalah kemacetan arus lalu lintas di area Pasar Klewer dapat terpecahkan. Tentu tidak,” kata Satryo.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Hilda Thawila, menegaskan pedagang Pasar Klewer tidak perlu takut dengan ancaman kelompok lain yang mengembuskan isu-isu provokatif.

“Ikappi mengutuk keras isu-isu menyesatkan yang meresahkan pedagang Pasar Klewer,” jelas Hilda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya