Soloraya
Senin, 25 Februari 2013 - 17:14 WIB

REVITALISASI KLEWER: Keraton Geram Tak Dilibatkan Kelanjutan Revitalisasi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Ilustrasi Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Pihak Keraton Solo geram karena tidak dilibatkan dalam kelanjutan rencana revitalisasi Pasar Klewer yang saat ini kembali memanas. Namun demikian, Keraton Solo hanya meminta kepada Pemkot Solo untuk mengkaji ulang perihal rencana revitalisasi pasar konfeksi terbesar di Jawa Tengah.

Advertisement

“Saya bingung saat ditanya sudah ada desain Pasar Klewer. Hla wong secara resmi belum ada pemberitahuan kepada keraton,” jelas Pengageng Pariwisata dan Museum 3, KRMH Satryo Hadinagoro, saat dijumpai wartawan, di kantornya, Senin (25/2/2013).

Satryo yang mewakili Keraton Solo mengaku pernah dilibatkan satu kali dalam sosialisasi pembahasan studi kelayakan atau feasibility study (FS) Pasar Klewer di RM Ramayana beberapa waktu lalu. Setelah pertemuan itu, pihaknya tidak pernah diundang untuk membahas perihal kelanjutan revitalisasi Pasar Klewer.

“Kami hanya ingin katakan kebijakan sebaik apapun dari Pemkot, namun jika ada gejolak dalam diri pedagang. Maka kebijakan itu belum benar, perlu dikaji ulang,” jelas Satryo.

Advertisement

Dia juga menyesalkan pernyataan dari Pemkot Solo melalui Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) beberapa waktu lalu yang menganggap lahan Pasar Klewer sisi timur milik Pemkot Solo. Padahal, menurutnya, secara historis lahan sisi timur merupakan kawasan Keraton Solo yang masuk dalam Alun-alun Utara Solo.

“Satu hal lagi yang perlu diketahui, kawasan keraton merupakan kawasan Cagar Budaya. Jadi perlu dilestarikan. Waktu itu Pemkot beralasan bahwa UU Cagar Budaya keluar setelah pembangunan Pasar Klewer selesai. Nah, setelah keluar UU Cagara Budaya, apakah kawasan keraton tetap akan dibongkar total? Terus dimana tanggungjawabn Pemkot gembar-gembor akan melindungi dan melestarikan kawasan Cagar Budaya?,” ujar Satryo.

Satryo menegaskan ada tiga titik emas di kawasan Cagar Budaya yakni Keraton Solo, Masjid Agung dan Pasar Klewer. Maka dia berharap, Pemkot Solo tidak hanya berpikir tentang perekonomian dengan revitalisasi Pasar Klewer.

Advertisement

“Saya mohon Pemkot memikirkan situs lingkungan di kawasan Keraton yang termasuk cagar budaya. Apabila revitalisasi Pasar Klewer terlaksana, apakah masalah kemacetan arus lalu lintas di area Pasar Klewer dapat terpecahkan. Tentu tidak,” kata Satryo.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Hilda Thawila, menegaskan pedagang Pasar Klewer tidak perlu takut dengan ancaman kelompok lain yang mengembuskan isu-isu provokatif.

“Ikappi mengutuk keras isu-isu menyesatkan yang meresahkan pedagang Pasar Klewer,” jelas Hilda.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif