SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO—Para pedagang Pasar Tanggul, Jebres, Solo mempertanyakan kapan Dinas Pengelola Pasar (DPP) merelokasi ratusan pedagang ke pasar darurat. Pasalnya, pembangunan pasar yang menelan anggaran Rp14 miliar itu bakal dimulai tahun ini. Relokasi pedagang ke pasar darurat harus dilakukan sebelum pemerintah kota (pemkot) membangun pasar itu.

Nanik, 61, seorang pedagang buah saat ditemui solopos.com, Sabtu (15/3/2014), mengatakan tidak tahu menahu tentang rencana pembangunan pasar itu. Perempuan yang berdagang selama 35 tahun itu mengaku belum pernah ada sosialisasi dari DPP tentang rencana pembangunan pasar itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Selama bertahun-tahun berdagang di pasar ini, saya tidak pernah mendengar ada sosialisasi pembangunan pasar. Kalau kondisi pasar memang memprihatinkan. Kalau hujan turun, air sering menggenang di depan lapak saya. Genting-genting juga banyak yang bocor,” kata dia.

Sardi, 45, pedagang kelontong, mengungkapkan pernah ada dua kali pertemuan antara DPP dengan pedagang terkait pembangunan Pasar Tanggul. Pertemuan pertama dilakukan di Balai Kota dan di kantor lurah pasar. Dalam pertemuan itu dihadiri perwakilan pedagang. Mungkin Nanik, salah satu pedagang yang tidak ikut dalam pertemuan itu sehingga tidak mengetahui adanya sosialisasi pembangunan pasar.

“Yang jelas, ada 100 pedagang di pasar ini setuju kalau pasar ini dibangun. Semua pedagang yang memegang surat hak penempatan (SHP) dan kartu tanda pengenal pedagang (KTPP) bisa menempati kios dan los secara gratis. Hal itu menjadi hak pedagang,” terang dia.

Menurut dia, yang jadi permasalahan lokasi pasar daruratnya belum jelas. Alternatifnya di Lapangan Sewu dan di Jl. Gotong-royong. Namun, lokasi pasar darurat itu, kata dia, belum ada kesepakatan. Hal itu juga diamini pedagang kelontong lainnya, yakni Nova, 41.

Nova tak setuju bila lapangan menjadi pasar darurat karena kalau hujan dipastikan becek. Para pedagang mintanya pasar darurat ditempatkan di lahan kosong milik warga. “Tapi, warga yang punya lahan itu minta harga sewa yang tinggi. Informasinya sampai Rp300 juta,” tutur dia.

Ketua DPRD Solo, Y.F. Sukasno, meminta DPP segera sosialisasi kepada pedagang tentang kapan pembangunan pasar dimulai. Dari keterangan pedagang, kata dia, mereka baru menerima sosialisasi sekali. “Mereka baru tahu model pasarnya justru dari koran. Oleh karenanya, DPP harus segera paparan detail engineering design (DED) di hadapan pedagang agar mereka mengetahuinya. Selain itu, kami mengusulkan lokasi pasar darurat di lahan milik warga itu. DPP harus pendekatan dengan pemiliknya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya