SOLOPOS.COM - Sejumlah ikan mati di aliran Sungai Pepe, Solo Rabu (25/10/2023). (Istimewa/S.M. Budi Utomo)

Solopos.com, SOLO–Sekitar ribuan ekor ikan air tawar mati mendadak di aliran Sungai Pepe, Solo Rabu (25/10/2023). Ikan mati akibat bladu alami ketika hujan deras, Selasa (24/10/2023) sore.

Koordinator Forum Jogo Kali Bengawan (Jokalibe) S.M. Budi Utomo menjelaskan ikan mati bukan karena pencemaran limbah yang masuk aliran sungai namun bladu alami.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Mengingat panas selama 4 bulan kemarin lalu mendadak hujan deras. Ikan kaget dengan perubahan suhu air yang drastis,” kata dia, Kamis.

Menurut Budi, biasanya ikan menepi ditangkap warga setelah hujan. Ikan mati pada keesokan harinya atau satu hari setelah hujan atau kambuan.

“Ikan mengapung. Jumlahnya banyak ada kecil, besar, ribuan ekor ikan mungkin,” jelas dia yang juga sebagai Sekretaris Sistem Pengawasan Masyarakat (Siswasmas) Bengawan Solo Resik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Jateng.

Menurut Budi, bladu alami biasanya terjadi hanya sekali pada hujan pertama. Tidak ada warga yang memanfaatkan aliran Sungai Pepe untuk budi daya ikan sejauh ini.

Adapun hujan lebat disertai angin kencang terjadi di Kota Solo mulai sekitar jam pulang kantor, Selasa (24/10/2023). Hujan lebat dan angin kencang membuat sejumlah pohon tumbang dan menutup jalan di berbagai wilayah di Kota Solo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 16 titik pohon tumbang waktu itu. Lokasinya tersebar di berbagai wilayah di Kota Solo.

Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) menyatakan sebagian wilayah Jawa Tengah (Jateng) telah memasuki masa pergantian musim atau pancaroba. BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah setempat untuk mulai melakukan mitigasi bencana peralihan musim kemarau ke musim hujan ini.

Koordinator Informasi dan Observasi Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, mengatakan mengatakan daerah yang telah memasuki musim pancaroba berada di bagian pegunungan tengah, sebagian Jateng selatan dan sebagian Jateng barat. Sementara untuk Jateng bagian timur dan sebagian Soloraya, masih berada di musim kemarau.

“Jadi beberapa wilayah itu [pancaroba] sudah ada hujan, namun curahnya masih rendah. Sementara untuk Kota Semarang, statusnya sama, sudah pancaroba,” kata Giyarto kepada Solopos.com, Selasa (24/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya