SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Angin kencang yang melanda wilayah lereng selatan Gunung Lawu sejak Selasa (11/1) malam lalu mengakibatkan ribuan pohon pinus di kawasan hutan lindung milik Perum Perhutani di wilayah itu bertumbangan. Kerugian akibat kejadian itu diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, sementara ratusan penyadap kehilangan mata pencaharian.

Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (Asper BKPH) Lawu Selatan, Sulhadiyanto, kepada wartawan, Kamis (13/1), mengungkapkan ribuan pohon pinus yang tumbang itu tersebar di tiga Resor Pemangku Hutan (RPH) yaitu RPH Plalar, di Lingkungan Turut, Kelurahan Balepanjang, Jatipurno sebanyak empat petak, RPH Watukempul di Desa Setren, Slogohimo sebanyak lima petak, dan RPH Kuryo di Jatiyoso, Karanganyar sebanyak dua petak. Kerusakan paling parah ada di RPH Plalar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Jumlah pastinya kami belum tahu karena masih dihitung. Tapi yang jelas mencapai ribuan batang dan masih ada kemungkinan bertambah karena sampai saat ini (kemarin) angin masih bertiup sangat kencang,” jelas Sulhadiyanto.

Menurut Sulhadiyanto, kebanyakan pohon pinus yang tumbang tersebut ditanam pada 1977 lalu atau berumur sekitar 33 tahun. Ukuran keliling batang pohon-pohon itu berkisar antara 100-125 cm dan angin mematahkan pohon-pohon itu di bagian yang biasa disadap getahnya oleh warga sekitar.

Karena berada di kawasan hutan lindung, Sulhadiyanto mengatakan batang-batang pohon yang tumbang tersebut harus tetap dibiarkan sebagaimana adanya, tidak boleh dibawa keluar hutan apalagi sampai dijual. Batang-batang pohon itu juga tidak akan dipotong-potong untuk menghindari pencurian kayu. “Kecuali yang menghalangi jalan akan dipindahkan tapi masih tetap di dalam lokasi hutan,” tambah Sulhadiyanto.

Karena belum bisa memastikan jumlah batang pohon yang tumbang, Sulhadiyanto mengaku juga belum bisa memastikan nilai kerugian akibat peristiwa itu. Dia memperkirakan kerugian itu mencapai ratusan juta rupiah.

“Tapi yang paling memprihatinkan adalah nasib para penyadap. Jumlahnya mencapai ratusan orang dan mereka terpaksa kehilangan mata pencaharian dan harus menunggu tanaman baru cukup umur untuk disadap. Kami mengupayakan tahun ini juga dilakukan reboisasi,” katanya.

Menurut Sulhadiyanto, kejadian ini bukanlah kali pertama. Pada Desember 2010 lalu, sebanyak 473 pohon pinus milik Perhutani di kawasan itu juga bertumbangan karena hujan deras dan angin kencang.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya