SOLOPOS.COM - Kepala Dinsos Sragen, Finuril Hidayati, Kamis (24/11/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Program Desa Tuntas Kemiskinan (Desa Tumis) di Sragen pada 2023 menyasar Bukuran (Kalijambe), Bonagung (Tanon), dan Tlogotirto (Sumberlawang). Sementara itu,  ada dua sumber data kemiskinan di tiga desa tersebut yang berlainan.

Yang pertama bersumber dari data terpadu kesejahteran sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial (Kemensos). Sumber lainnya data pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE) milik Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Finuril Hidayati, menyebutkan menurut DTKS, jumlah warga miskin di tiga desa ada 7.419 jiwa. Sedangkan menurut P3KE sebanyak 6.503 jiwa. Dari dua data itu, Finuril menemukan data irisan antara keduanya sebanyak 4.136 jiwa. Data yang tidak masuk dalam irisan keduanya, kata dia, diasesmen secara ketat.

“Awalnya ingin Deas Ngargotirto tetapi dalam data P3KE ternyata tidak muncul data di Ngargotirto sehingga dialihkan ke Tlogotirto, Sumberlawang. Tahapan sekarang masih menyandingkan data DTKS dan P3KE. Semula Program Desa Tumis ini pakai DTKS karena Kemenko PMK mengeluarkan data P3KE maka kedua data itu harus dipakai semua,” jelas Finuril.

Warga miskin yang belum masuk dalam DTKS tetapi masuk dalam kategori miskin, sambung dia, bisa diusulkan. Sebaliknya bagi warga yang mampu, namun masih ada dalam DTKS bisa diusulkan keluar. “Jadi sekarang data yang tidak layak karena sudah mampu bisa diusulkan untuk dikeluarkan dari Surat Keputusan Menteri Sosial. Nanti kalau jatuh miskin lagi ya diusulkan lagi,” kata dia.

Dia meneruskan warga miskin yang tidak masuk P3KE dan tidak masuk dalam DTKS tetapi memenuhi syarat sebagai warga miskin bisa diusulkan lewat desa dengan pemenuhan sembilan indikator kemiskinan Kemudian dilengkapi foto rumah untuk memastikan yang bersangkutan masuk kriteria. Dari usulan desa itu, kata dia, bisa masuk dalam SK Mensos.

Intervensi

Dalam Program Desa Tumis, intervensi yang dilakukan lebih lengkap ketimbang P3KE. Intervensi itu menyentuh anak sekolah, orang miskin absolut, usaha ekonomi produktif (UEP) yang terintegrasi dengan assessmen sesuai kebutuhan, dan lainnya.

Finuril mencontohkan jika kebutuhan warga miskin iu ternak, maka akan diberi ternak dari dinas terkait. Kalau kebutuhan usaha juga dilatih dan dibantu peralatan dari dinas terkait.

“Dalam pengentasan kemiskinan itu butuh proses. Seperti Program Desa Tumis di Kadipiro dan Cemeng di 2022 juga tinggal monitoring dan evaluasi selama setahun untuk bisa mengetahui keberhasilan program tersebut,” jelasnya.

Terpsah, Camat Sumberlawang, Indarto, mengatakan Tlogotirto menjadi sasaran program Desa Tumis karena merupakan desa dengan angka kemiskinan terbanyak se-Kecamatan Sumberlawang.

Dia menyatakan dari 11 desa di Sumberlawang, Tlogotirto yang angka kemiskinannya mencapai 1.400 jiwa yang masuk dalam DTKS. “Mata pencaharian penduduknya rata-rata petani tadah hujan, nelayan Waduk Kedung Ombo, dan buruh,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya