SOLOPOS.COM - Kondisi salah satu ruas jalan di Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, yang dijejali rumah-rumah karaoke dan kafe yang dihuni perempuan penjaja seks komersial. (JIBI/Solopos/Kurniawan/dok)

Solopos.com, SRAGEN–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sragen mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menghentikan praktik prostitusi berupa ritual seks di Gunung Kemukus, Pendem, Sumberlawang.

MUI berencana menemui Forum Pimpinan Daerah (FPD) Sragen untuk menyampaikan permintaan tersebut. Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum MUI Sragen, Minanul Azis, saat dihubungi Solopos.com melalui ponsel, Kamis (20/11/2014).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“MUI segera rapat dengan seluruh ormas Islam membahas persoalan ini [ritual seks Kemukus]. Setelah itu kami akan bawa hasil rapat kepada Pemkab. Intinya kami mendesak kemaksiatan di Gunung Kemukus dihentikan,” kata dia.

Azis mengakui ritual seks atau prostitusi terselubung di Gunung Kemukus merupakan persoalan lama. Menurut dia masalah tersebut sudah diketahui masyarakat Sragen. Bahkan warga luar Sragen juga sudah tahu.

MUI Sragen, menurut Azis, sudah berulang kali meminta penghentian praktik menyimpang di Gunung Kemukus kepada Pemkab Sragen. Tapi permintaan tersebut diakui selalu mental lantaran terbentur kompleksitas masalah.

“Di satu sisi praktik menyimpang terjadi di sana [Gunung Kemukus]. Di sisi lain Gunung Kemukus adalah objek wisata yang mendatangkan pendapatan asli daerah [PAD]. Selain itu ada Perda yang katanya menaungi,” imbuh dia.

Pernyataan senada disampaikan Wakil Ketua PC Nahdlatul Ulama (PCNU) Sragen, Muhammad Fadlan. Dia menyayangkan sikap PemkabSragen yang dinilai kurang tidak serius meluruskan cerita yang salah tentang Gunung Kemukus.

Fadlan mendesak Pemkab menggandeng MUI, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk meluruskan cerita tentang sosok Pangeran Samudro. “Menurut saya Pemkab terlambat. Kenapa tidak dari dulu Gunung Kemukus dibenahi,” tutur dia.

Sedangkan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Wangsit Sukono menyatakan razia tim gabungan sudah kerap dilakukan di Gunung Kemukus untuk memberantas praktik prostitusi berselubung ziarah di Gunung Kemukus.

Namun dia mengakui praktik prostitusi di lingkungan objek wisata Gunung Kemukus masih saja terjadi. Hal itu menurut Wangsit karena masih saja ada pemahaman yang salah tentang cerita hidup Pangeran Samudro.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Srage, Farid Anshori, mengatakan pihaknya secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan peziarah maupun pekerja seks komersial (PSK) di Gunung Kemukus.

DKK menurut Farid sebatas mengantisipasi terjadinya penularan penyakit seksual di Gunung Kemukus. Beberapa tahun terakhir telah didirikan Poliklinik Infeksi Menular Seksual (IMS) di Gunung Kemukus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya