Soloraya
Rabu, 5 Oktober 2011 - 07:00 WIB

Rokok bercukai palsu, digemari lantaran murah

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ROKOK LOKAL -- Contoh sejumlah rokok produksi lokal yang kebanyakan beredar di pasar-pasar tradisional. Di antara produk rokok lokal ada sejumlah merk yang ternyata dalam peredarannya tidak dilengkapi pita cukai resmi. (JIBI/SOLOPOS/dok)

(Solopos.com) – “Ada rokok Surya Goong 21 Bu?” tanya Espos kepada seorang perempuan pemilik toko kelontong di Pasar Pedan, Klaten, awal pekan ini. “Satu bungkus atau satu slop mas?” kata perempuan itu balik bertanya. Satu bungkus berapa?” balas Espos. “Rp 2.500,” jawab perempuan itu sembari menyodorkan sebungkus rokok bermerek Surya Goong 21.

ROKOK LOKAL -- Contoh sejumlah rokok produksi lokal yang kebanyakan beredar di pasar-pasar tradisional. Di antara produk rokok lokal ada sejumlah merk yang ternyata dalam peredarannya tidak dilengkapi pita cukai resmi. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Advertisement
Sekilas bungkus rokok itu mirip dengan bungkus rokok keluaran pabrik rokok terkenal yang merknya mirip. Namun jika diperhatikan lebih cermat, stiker cukai yang direkatkan pada bungkus rokok itu sedikit berbeda dengan stiker pada umumnya. Tidak ada tanda hologram pada stiker itu, yang menandakan bahwa cukai pada rokok itu bukan asli. Kendati pada stiker cukai itu tertera harga Rp 4.500, namun perempuan yang sebagian besar rambutnya sudah beruban itu cuma meminta harga Rp 2.500 kepada Espos. “Ini rokok murah, silakan beli yang banyak sekalian,” ujarnya sambil
tersenyum.

Sembari melayani pembeli lain, perempuan yang dikenal dengan nama Ny Harno itu berkisah. Dia mengaku mendapatkan rokok bercukai tidak resmi itu dari seorang petugas pemasaran atau sales yang datang ke kiosnya. Orang itu mendatangi kiosnya secara tidak menentu. “Tidak pasti datangnya. Sudah sebulanan dia tak datang. Kalau datang biasanya saya beli dua hingga tiga slop rokok ini,” ujar Ny Harno.

Ny Harno mengakui, konsumen dari rokok itu memang tidak sebanyak rokok-rokok yang sudah bermerek terkenal. Tapi ada orang-orang yang menggemarinya. Bagi warga yang tak mampu membeli rokok dengan harga tinggi, merk bisa menjadi alternatif. “Mungkin daripada nglinthing sendiri, beli rokok ini jauh lebih murah. Cukup bayar Rp 2.500 bisa dapat 21 batang,” katanya.

Advertisement

Selain Surya Goong 21, beberapa merek rokok yang bercukai palsu dan tak bercukai yang beredar di Klaten antara lain Constity, Apolo, X 6 MILD, Style, Suramadu Mild, Soraya, Bening, Ariga dan banyak lagi merk lain. Seseorang bisa dengan mudah mendapatkan jenis rokok ini di toko-toko kelontong atau di pasar tradisional. Namun begitu, tidak semua pedagang bersedia menjual rokok tersebut. Sebagian pedagang sudah mengetahui ihwal larangan menjual rokok bercukai palsu itu. “Itu dilarang pemerintah sehingga saya tidak menjualnya di sini,” tutur Ono, seorang pedagang toko kelontong di Pasar Pedan.

Sebenarnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten sudah berupaya melakukan pembinaan kepada pedagang agar tidak menjual rokok bercukai palsu atau tak bercukai itu. “Pembinaan yang dilakukan oleh Pemkab Klaten justru tidak dihadiri oleh para pedagang yang kedapatan menjual rokok tersebut,” ujar Kepala Bagian Perekonomian Setda Klaten, Sri Sumanta.

Moh Khodiq Duhri

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif