SOLOPOS.COM - Proyek revitalisasi Taman Balekambang masih dalam pengerjaan hingga Rabu (18/1/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO – Revitalisasi Taman Balekambang Solo dijadwalkan rampung Desember 2023. Selanjutnya taman kebanggaan Wong Solo itu akan dibuka awal 2024.

Pembicaraan seputar tiket masuk Taman Balekambang Solo nanti berbayar atau tidak menjadi perbincangan hangat. Berikut ulasannya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun, tersiar kabar pengunjung yang ingin masuk Taman Balekambang Solo tidak bisa lagi masuk secara gratis. Mereka harus merogoh kocek untuk bisa menikmati taman itu.

Informasi tersebut sebelumnya disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Solo, Aryo Widyandoko, Rabu (14/6/2023) siang.

Semula Aryo mengaku belum tahu apakah untuk masuk Taman Balekambang Solo tetap gratis atau berbayar. Namun, setelah didesak, akhirnya dia menyampaikan Disparbud Solo mengusulkan agar mulai berbayar.

“Kami usulkan untuk berbayar. Kami belum tahu [nominal tarif masuk Taman Balekambang]. Masih di DPRD Solo,” ujar dia.

Disinggung apakah nominal tarif masuk Taman Balekambang akan terjangkau, Aryo berharap yang sama. Namun, semua tergantung keputusan bersama. “Ya itu, ya mestinya terjangkau lah. Yang jelas saat ini masih di DPRD Solo. Kami sudah sampaikan ke DPRD Solo. Sampaikan saja dulu rencananya nanti mulai berbayar begitu saja,” tutur dia.

Sedangkan ditanya apa saja yang ada di Taman Balekambang Solo, menurut Aryo, relatif sama dengan sebelumnya. Seperti masih ada kolam, tempat kesenian, tempat makan, dan ikon-ikon lain. Hanya ada tambahan sejumlah fasilitas dan sarana prasarana (Sarpras). “Sama saja kok, ada kolam, kesenian, tempat makan,” terang dia.

Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Solo, Janjang Sumaryono Aji, mengonfirmasi rencana penerapan tarif masuk Taman Balekambang bila sudah beroperasi nanti. Penerapan tarif itu menurut dia wajar mengingat besarnya anggaran yang digunakan untuk revitalisasi taman itu. “Iya nanti rencana berbayar, tidak gratis lagi,” ungkap Janjang.

Namun, politikus PDIP itu meminta agar tarif yang diterapkan nanti tidak mahal, alias masih terjangkau masyarakat Solo. Lebih jauh Janjang mengatakan Taman Balekambang rencananya akan dikelola oleh pihak ketiga, tidak dengan skema UPT atau BLUD.

“Saya pikir mau pakai UPTD atau BLUD, ternyata dipihak ketigakan,” urai dia.

Janjang mengatakan penampilan baru Taman Balekambang Solo ketika sudah beroperasi akan sangat luar biasa. Sebab walau mempertahankan sejumlah hal, ada beberapa bangunan baru yang dapat dinikmati para pengunjung.

“Ada tambahan bangunan-bangunan fenomenal, ada panggung pertunjukan, live music, bagus,” tandas dia.

Tanggapan Akademisi

Rencana berbayarnya Taman Balekambang Solo pascarevitalisasi mendapat tanggapan kalangan akademisi Kota Bengawan.

Seperti disampaikan Sosiolog UNS Solo, Drajat Tri Kartono, saat diwawancara Solopos.com melalui telepon WhatsApp (WA), Rabu (14/6/2023). Menurut dia, ruang publik sebagai ruang bertemu dan berinteraksi para warga kota lebih baik tidak berbayar.

“Karena itu akan memberi kesempatan akses kepada seluruh warga kota dalam berbagai lapisan, dan acara. Sehingga menjadi betul-betul ruang publik. Serendah apa pun pembayarannya, itu merupakan pembatasan ya,” ujar dia.

Drajat lebih sependapat bila Taman Balekambang Solo tetap menjalankan fungsinya sebagai ruang publik terbuka. Terlebih bila harus membayar, menurut dia, mesti dihitung apakah penerimaan Pemkot Solo bisa signifikan.

“Kalau toh bayar, harus dihitung, apakah membayar ini, kalau sebagai penerimaan pemerintah, apakah signifikan nilainya. Katakan kalau bayarnya Rp3.000 atau Rp1.000 dikali jumlah pengunjung, apakah signifikan,” urai dia.

Bila ternyata penerimaan Pemkot Solo tidak signifikan dari penerapan tarif Taman Balekambang, Drajat mendorong agar tak usah berbayar. Menurut dia, lebih baik Pemkot Solo berfokus kepada nilai manfaat dari ruang publik.

“Bila pemungutan sebagai simbol saja dari ruang publik jadi tanggung jawab seluruh warga untuk merawat, itu okay-okay saja. Tapi harus betul-betul disampaikan dan harganya tak mengganggu nilai manfaat ruang publik,” kata dia.

Drajat mengingatkan konsekuensi biaya sosial yang tinggi yang harus dibayar sebuah kota bila tidak mempunyai ruang publik yang layak. “Itu biaya sosialnya tinggi. Itu sifatnya sangat negatif bila tidak ada ruang publik,” ujar dia.

Lebih jauh Drajat mengakui event Car Free Day (CFD) Jl. Slamet Riyadi Solo juga merupakan ruang publik. Tapi CFD tidak digelar secara berkelanjutan atau sustain setiap saat, melainkan hanya setiap Minggu pagi.

Pendapat senada disampaikan Dosen FSRD UNS Solo, Andi Setiawan, saat dimintai tanggapan terkair rencana pemberlakuan tarif masuk Taman Balekambang Solo. Dia menilai hal itu bertentangan prinsip inklusif ruang publik.

“Sebuah ruang publik mestinya inklusif. Ruang pubik tidak lagi bisa diakses seluruh kalangan bila berbayar. Akhirnya kalangan yang mampu membayar yang bisa mengakses, kendati pun mungkin tarifnya murah,” terang dia.



Andi menjelaskan nilai lebih dari Taman Balekambang Solo adalah inklusivitas. Sehingga, dia melanjutkan setiap orang dari berbagai kalangan bisa masuk ke taman itu. “Selama ini gratis kan, semua bisa masuk,” kata dia.

Pendapat Gibran

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan kemungkinan tarif masuk Taman Balekambang Solo tetap gratis, tetapi pengunjung yang menonton atraksi harus berbayar.

Hal itu disampaikan Gibran merespons adanya sejumlah akademisi dan Fraksi PKS (FPKS) DPRD Solo yang tidak setuju dengan wacana memberlakukan tarif masuk kawasan Taman Balekambang Solo setelah proses revitalisasi rampung kelak.

“Rencana mungkin tetap gratis tapi mungkin kalau masuk ke Kethoprak Balekabamg Solo dan lain-lain bayar. Ditunggu dulu ya kan durung dadi [pekerjaan revitalisasi belum selesai]. Dan kami mau cari operator yang profesional,” kata Gibran ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (15/8/2023).

Gibran menjelaskan telah memerintahkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Aryo Widyandoko mencari operator Taman Balekambang Solo. Gibran belum tahu siapa operatornya apakah pihak ketiga dari dalam negeri atau luar negeri.

Gibran mengatakan ada beban operasional untuk operasional Taman Balekambang Solo. Apabila nanti semua di kawasan Taman Balekambang gratis, operator tidak bisa melakukan perawatan Taman Balekambang Solo.

Berdasarkan catatan Solopos.com, mega proyek revitalisasi Taman Balekambang Kota Solo yang dimulai pertengahan 20222 lalu akan menelan biaya sekitar Rp150 miliar.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya