SOLOPOS.COM - Waduk Cengklik, Boyolali. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Waduk Cengklik, Boyolali. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

BOYOLALI — Sedimentasi di Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, segera mendapatkan penanganan dengan pengerukan secara bertahap. Tahap pertama pengerukan waduk tersebut direncanakan awal November 2012 ini, menyusul kucuran dana dari APBN senilai Rp5 miliar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Budi Yuwono, saat mendampingi Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, meninjau kondisi Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Kamis (4/10/2012), mengemukakan pengerukan juga akan disertai penertiban keramba milik petani ikan di waduk tersebut.

“Selain pengerukan, direncanakan pula perbaikan bendungan maupun tanggul, saluran irigasi yang mengalirkan air dari waduk ke area persawahan milik petani dan penataan keramba,” ungkap Prasetyo, Kamis.

Prasetyo menjelaskan penertiban keramba di Waduk Cengklik itu dilakukan untuk mempercepat pengembalian waduk tersebut pada fungsinya semula. Di samping pendataan keramba, pihaknya juga akan mendata luasan lahan pasang surut yang dibuat warga sekitar waduk di waduk tersebut.

“Ya kami meminta petani bisa legawa agar tidak lagi menggarap lahan di waduk ini meskipun terjadi penyusutan,” imbuh dia.

Prasetyo menilai pemanfaatan waduk selama musim kemarau untuk lahan pasang surut itu tidak sesuai fungsi waduk.

Staf PSDA, Tejo Sularto menambahkan, luas genangan waduk, awalnya mencapai 122 hektare (ha) dengan volume air sebanyak 12,5 juta m3. Dengan terjadinya sedimentasi, volume tinggal 9,5 juta m3.

”Saat kemarau ini tinggal 1,2 juta m3 dengan ketinggian air 1,39 m. Kalau ketinggian air tinggal satu meter, maka air tak boleh dialirkan lagi karena sisa air untuk perawatan waduk,” imbuh dia.

Sementara Gubernur Jateng, Bibit Waluyo menegaskan rencana pengerukan Waduk Cengklik harus terselesaikan dalam kurun waktu dua bulan ke depan. ”Kalau tidak segera dimanfaatkan, dana itu kan bakal hangus,” kata Bibit.

Terkait rencana penertiban keramba dan lahan pasang surut, Bibit berharap berbagai instansi terkait bisa menjalin komunikasi dengan baik dengan warga sekitar waduk, khususnya para petani yang memanfaatkan waduk tersebut.

”Ya harus dengan berembuk agar ada kesepahaman dan saling pengertian. Demi mengembalikan fungsi waduk ini ke semula sehingga bisa dimanfaatkan bersama,” kata Bibit.

Tahapan berikutnya pengerukan sedimentasi itu, lanjut Bibit, akan mendapat tambahan dana senilai Rp15 miliar tahun 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya