Soloraya
Selasa, 20 Desember 2022 - 20:31 WIB

RS Indriati Jelaskan 3 Jenis Pengobatan dan Langkah Penanganan Pasien Stroke

Tiara Surya Madani  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sosialisasi kesehatan RS Indriati dengan tema Emergency Stroke dan Kemajuan Penanganan Penyakit Cerebrovaskuler, di Auditorium RS Indriati Lantai Tujuh, Selasa (20/11/2022). (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO — Rumah Sakit Indriati Solo Baru Sukoharjo menggelar sosialisasi kesehatan dengan tema Emergency Stroke dan Kemajuan Penanganan Penyakit Cerebrovaskuler di Auditorium RS Indriati Lantai Tujuh, Selasa (20/11/2022).

Dalam kesempatan itu, Direktur RS Indriati Solo Baru, dr. Imelda Tandiyo mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala awal stroke. Mengingat, selama ini stroke merupakan penyakit yang ditakuti oleh sebagian besar masyarakat.

Advertisement

“Cara mencegahnya [penyakit stroke] sudah ada. Dunia medis Indonesia sudah maju, banyak pengobatan untuk stroke sudah ditemukan yang baru untuk bisa menghancurkan gumpalan darah dengan segera,” lanjutnya.

Kesempatan tersebut menjadi ajang bagi RS Indriati Solo Baru untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait penyakit stroke dan pengobatan yang bisa ditempuh.

Advertisement

Kesempatan tersebut menjadi ajang bagi RS Indriati Solo Baru untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait penyakit stroke dan pengobatan yang bisa ditempuh.

Dokter spesialis saraf (Neurologi) RS Indriati Solo Baru, dr. Peter Michel Souisa memberikan tiga jenis pengobatan yang dapat ditempuh pasien yang mengalami serangan stroke.

Baca juga: Ramaikan Pameran Muktamar di Colomadu, RS Indriati Buka Layanan Cek Kesehatan

Advertisement

“Dalam satu minggu [pekan] misalkan saya menerima 50 pasien dengan gejala stroke, 40 pasien dikarenakan sumbatan pada peredaran darah ke otak,” kata dr. Peter dalam penjelasaannya, Selasa (20/12/2022).

Gejala stroke dapat dilihat dari empat indikasi disebut “FAST”. Keempatnya yakni kelumpuhan wajah pada satu sisi (face), lengan penderita menjadi lemah (arm), penderita sulit atau tidak dapat berbicara sama sekali (speech).

Jika salah satu gejala tersebut terlihat, maka dibutuhkan pertolongan segera dengan membawa penderita ke rumah sakit (time).

Advertisement

dr. Peter menjelaskan, kelumpuhan sebagian tubuh akibat stroke harus ditangani dengan segera agar tidak terjadi kelumpuhan total dan menjadi penyebab kecacatan. “Sepuluh kematian di dunia nomor satu tetap penyakit jantung, namun kecacatan nomor satu adalah stroke,” lanjutnya.

Baca juga: Suami Harus Tahu Ini, Belum Adanya Keturunan Bukan Hanya Tanggung Jawab Istri

Tiga jenis penanganan yang dapat ditempuh pasien stroke adalah dengan obat trombolisis yang dapat diberikan maksimal 4,5 jam setelah terjadi serangan, menggunakan mechanical trombectomy maksimal 9 jam setelah mengalami serangan, dan metode Digital Substraction Angiography (DSA).

Advertisement

Dokter Spesialis Radiologi Intervensi dari Rumah Sakit Indriati Solo Baru Sukoharjo, dr. Prasetyo Sarwono Putro, Sp.Rad (K)RI, mengatakan keberhasilan pengobatan stroke sangat bergantung pada seberapa cepat penanganan yang diberikan. Oleh sebab itu, deteksi dini penyakit ini sangatlah penting.

Untuk mengetahui kondisi pembuluh darah dan kondisi oksigenasi di otak, biasanya akan dilakukan pemeriksaan CT-Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Magnetic Resonance Angiogram (MRA), atau Magnetic Resonance Venography (MRV).

Seiring berkembangnya teknologi, kini hadir teknologi baru pemeriksaan pembuluh darah, yakni dengan Digital Substraction Angiography (DSA). DSA ini adalah teknik radiologi intervensi untuk mendapatkan gambaran aliran darah organ tertentu.

Pemeriksaan dimulai dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah pada lipatan paha yang sudah disayat kecil. Setelah itu disemprotkan cairan kontras untuk memonitor melalui layar komputer.

Baca Juga: RS Indriati Solo Baru Buka Klinik Anggrek, Ini Layanan Unggulannya

Pasien biasanya dalam kondisi sadar, hanya mendapatkan bius lokal dan dokter terus memantaunya.

“Melalui DSA ini bisa diketahui letak sumbatan pada pembuluh darah. Jika penyumbatannya masih pada masa golden periode atau kurang dari enam jam setelah serangan stroke berlangsung bisa langsung segera dilepaskan obat tertentu untuk menghancurkan sumbatan. Hanya, kalau sudah lama, hasilnya mungkin akan berbeda, tetapi masih bisa mungkin untuk menghancurkan sumbatan,” kata dr. Prasetyo dalam sesi materi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif