Solopos.com, SOLO — RS Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo mulai berancang-ancang mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga persebaran Covid-19 pada awal 2022.
Persiapan dilakukan dengan mempertimbangkan skenario terburuk yang mungkin terjadi, terutama dengan munculnya varian baru, Omicron. Sekitar 300 kamar perawatan dan isolasi mandiri telah disiapkan apabila ada penambahan kasus Covid-19 secara signifikan.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Selain itu fasilitas seperti tabung oksigen juga disiagakan untuk penanganan pasien Covid-19. Hal itu disampaikan Direktur RS UNS Solo, Hartono, saat ditemui wartawan di sela apel kesiapsiagaan di Kantor PMI Solo, Senin (6/12/2021).
Ia mengatakan RS UNS sudah bersiaga menghadapi ancaman gelombang ketiga Covid-19 menyusul munculnya varian baru yakni Omicron. Libur Natal dan Tahun Baru pun berpotensi menjadi pemicu persebaran corona di Indonesia.
Baca Juga: Disebut Silicon Valley ala Solo, Sudah Ada Apa Saja di Solo Technopark?
“Meski belum ditemukan di Indonesia, varian Omicron harus kita waspadai karena penularannya lebih cepat dari varian Delta,” ujar Hartono.
Hartono mengatakan rumah sakit dalam kondisi siap terkait ketersediaan kamar dan fasilitas penunjang lain. RS UNS Solo, imbuhnya, memiliki bangsal Covid-19 dengan kapasitas 105 kamar serta ICU dengan kapasitas 24 kamar.
Hartono menyebut kedua fasilitas itu kini relatif lengang menyusul penurunan kasus Covid-19 belakangan ini. “Hanya ada satu-dua pasien beberapa pekan ini,” imbuh Hartono.
Rumah Sehat
Selain itu, UNS masih punya Asrama Mahasiswa yang difungsikan menjadi Rumah Sehat dengan kapasitas 180 kamar. Tabung oksigen juga telah disiapkan apabila ada lonjakan pasien secara mendadak.
Baca Juga: Air Kali Jenes Sering Berubah Warna Gegara Limbah, Ini Kata Wawali Solo
Keterbatasan pasokan oksigen medis untuk mendukung penanganan pasien sempat menjadi masalah saat gelombang kedua penularan Covid-19 pada Juli 2021. “Skenario terburuk harus diantisipasi sedini mungkin agar fasilitas kesehatan nantinya tidak kerepotan. Pengalaman menangani Covid-19 pada akhir 2020 dan pertengahan 2021 memberi banyak pelajaran pada kami,” ujar Hartono.
Juru Bicara Satgas Covid-19 UNS Solo yang juga Dokter Spesialis Patologi Klinik UNS, Tonang Dwi Ardyanto. Tonang mengatakan masyarakat jangan sampai melupakan prokes meski hingga kini pemerintah belum mengonfirmasi adanya kasus varian Omicron di dalam negeri.
Baca Juga: Selain Sukarelawan, PMI dan UNS Solo Juga Bawa Bantuan ke Lumajang
Menurutnya, temuan varian baru tersebut perlu direspons dengan disiplin dan kehati-hatian oleh masyarakat. Lebih lanjut, Tonang menekankan pentingnya penanganan Covid-19 fokus pada tingkat persebaran.
Dengan demikian, jumlah kasus tidak melonjak sehingga fasilitas kesehatan sanggup menampung sampai secara alami gelombang Covid-19 menurun. “Kalau kasusnya sangat tinggi, RS kewalahan. Tempat tidur kurang sampai harus antri di IGD, maka jadi besar risikonya. Angka kematian menjadi tinggi.”