SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO — Belasan warga pinggiran Sukoharjo menggelar tasyakuran di halaman parkir pasar darurat Kota Makmur, Sabtu (12/1). Mereka menggelar tasyakuran secara sederhana menyusul dibubarkannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dalam vonis Mahkamah Konstitusi awal pekan ini.

Warga pinggiran itu di antaranya tukang becak, tukang parkir dan pedagang kecil yang diiindikasikan berpenghasilan rendah. Menurut Sarmin, salah seorang tukang becak yang mangkal di pasar darurat Sukoharjo menjelaskan,  dirinya dan rekan-rekan seprofesi bisa dipastikan tak mampu menyekolahkan anaknya di RSBI.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Selama ini kesan masyarakat sekolahj di RSBI harus kaya. Jika tidak kaya tidak bisa menyekolahkan anaknya di RSBI. Kami senang RSBI dibubarkan karena semua anak usia sekolah bisa bersekolah dimana pun.”

Koordinator Museum Rekor Sukoharjo (Muresko) Bimo “Kokor” menyatakan, aksi pedagang sebagai representasi kaum pinggiran. Menurutnya, RSBI membuka jurang pandai dan bodoh serta kaya dan miskin. “Pembubaran RSBI menjadi awal pemerataan pendidikan di Sukoharjo. Kami berharap setelah RSBI dibubarkan Pemkab membentuk sekolah-sekolah bernuansa budaya. Seperti sekolah musik, tari dan sebagainya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya