Solopos.com, SOLO -- Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD dr Moewardi Solo membangun tenda darurat mengantisipasi lonjakan jumlah pasien Covid-19, Sabtu (19/6/2021).
Tenda tersebut bukan untuk pasien, namun untuk pengantar maupun keluarga pasien Covid-19. Direktur RSUD dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi, menyebut kondisi bed isolasi maupun ICU terhitung masih aman, kendati terus menipis.
“Untuk jaga-jaga keluarga pasien yang mengantar. Kami enggak berani menaruh pasien di tenda. Jadi saat pasien dibawa naik, keluarganya bisa menunggu di situ [tenda],” katanya kepada Solopos.com, Minggu (20/6/2021).
Baca Juga: Rudy dan Gibran Tak Hadiri Penanaman Pohon di DPC PDIP Solo, Kenapa?
Baca Juga: Rudy dan Gibran Tak Hadiri Penanaman Pohon di DPC PDIP Solo, Kenapa?
Cahyono mengakui tidak bisa mencegah keluarga ikut mengantar pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Moewardi Solo. Namun, jika mereka diizinkan masuk akan berbahaya bagi kesehatan mereka.
Karena itulah, RSUD dr Moewardi berinisiatif membangun tenda darurat. Saat ini, sambung Cahyono, pasien yang dirawat di RS tersebut berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Baca Juga: Diduga Terpeleset, Warga Punggawan Solo Meninggal Tercebur Sumur
Total pasien yang dirawat di ICU Covid-19 RSUD dr Moewardi, Solo, mencapai 68 bed dan seluruhnya terisi. Jumlah bed ICU tersebut sudah ditambah dari sebelumnya 44 unit.
Sedangkan jumlah bed isolasi biasa terisi 181 unit dari kapasitas 320 unit. “Masih longgar, kami belum berencana menambah kapasitas lagi,” bebernya.
RSUD dr Moewardi juga sudah mengirim 25 sampel pasien Covid-19 untuk tes whole genome sequencing (WGS) ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. “Hasilnya belum keluar, mungkin sepekan atau dua pekan lagi,” jelasnya.
Baca Juga: Kabar Duka, Politikus Senior PDIP Solo Hariadi Saptono Berpulang
Kriteria sampel pasien Covid-19 RSUD dr Moewardi, Solo, yang dikirim ke UGM di antaranya dilihat dari daerah asal pasien, kemudian riwayat perjalanan pasien, serta kondisi pasien.
Cahyono menambahkan lonjakan jumlah pasien Covid-19 tak hanya terjadi di Moewardi. Hampir semua RS di Indonesia mengalami hal serupa. Karena itulah, Cahyono berharap masyarakat waspada.
"Kalau dilihat dari ICU yang penuh, derajat keparahannya kan tinggi. Kami tidak ingin hal ini terjadi. Meski kasusnya naik turun sejak pandemi terjadi setahun lalu, kami enggak ingin naik terus, semoga segera turun,” tandasnya.
Baca Juga: Waduh! Puluhan Dosen Dan Mahasiswa UNS Solo Terpapar Covid-19
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo meminta belasan rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Kota Solo meningkatkan kapasitas tempat tidur atau bed isolasi maupun ICU.
Hal itu menyusul lonjakan kasus yang terjadi dua pekan terakhir. Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS-RS tersebut dilaporkan mendekati penuh.