Soloraya
Kamis, 7 Februari 2019 - 07:27 WIB

RSUD Semanggi Gunakan Tempat Tidur Asal Tiongkok, Begini Penjelasan Pemkot Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO—Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mendatangkan tempat tidur dari Tiongkok untuk RSUD Semanggi. Awalnya, Pemkot menyiapkan 100 unit tempat tidur. Namun, tawaran dari Negeri Tirai Bambu itu lebih murah sehingga anggaran yang ada bisa digunakan untuk membeli 200 unit tempat tidur.

Jumlah itu sesuai dengan kebutuhan awal operasional RSUD Semanggi sebagai rumah sakit tipe C.

Advertisement

Direktur RSUD Ngipang yang juga masuk dalam tim pembangunan RSUD Semanggi, Willi Handoko Widjaja, mengatakan pengadaan tempat tidur itu masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2019 senilai Rp80 miliar.

“Anggaran senilai itu untuk seluruh sarana prasarana, termasuk mebeler, IT, dan sebagainya, serta penyediaan alat kesehatan. Tempat tidur dari Tiongkok itu kualitasnya bagus dan nilainya masuk, spesifikasinya lengkap. Sudah masuk e-katalog dan rencananya kami pesan pada Maret, karena takut harganya naik,” kata dia ditemui wartawan saat inspeksi mendadak bersama Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, Rabu (6/2/2019).

Ihwal piranti operasi, pihaknya tetap menggunakan produksi Jerman yang kualitasnya sudah terbukti. Sebagai rumah sakit tipe C RSUD Semanggi bakal menyediakan empat pelayanan spesialis dasar, yaitu kebidanan dan penyakit kandungan (obsgyn), anak, bedah, dan penyakit dalam. “Dokter spesialis untuk empat pelayanan itu sudah siap semua. Memang bukan yang senior, tapi tidak kalah bagus,” ucap Willi.

Advertisement

Wali Kota Rudy, menyebut kontruksi bangunan ditargetkan rampung April. Sementara tenggat waktu operasional dimulai pada Agustus. Rumah sakit yang dibangun di tanah seluas 9.800 meter persegi itu menggunakan dana senilai total Rp192 miliar pada  2017 dan 2018. Dengan tambahan APBD 2019, Pemkot masih harus menambah anggaran senilai Rp800 juta untuk kebutuhan gorden jendela maupun pasien.

“Target operasional pada Agustus, tapi bertahap. Paling tidak kalau sudah siap semua, saat RSUD Ngipang penuh bisa dioper ke RSUD Semanggi. Kalau soal akreditasi itu minimal enam bulan operasi, karena membutuhkan data tiga bulan operasional. Maksimal dua tahun beroperasi harus sudah akreditasi,” kata Rudy.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif