Solopos.com, SUKOHARJO — Direktur RSUD Ir. Soekarno, Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, saat ditemui di kantornya, Kamis (20/10/2022) mengatakan pihaknya siap menerima pasien yang mengalami gagal ginjal akut dengan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).
Jamkesda bagi pasien gagal ginjal akut bahkan juga diperuntukkan bagi masyarakat yang belum terdaftar dalam jaminan kesehatan nasional (JKN).
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Selain kepesertaan JKN yang sudah lebih dari 85%, Sukoharjo masih dibackup oleh Jamkesda atau bantuan biaya dari pemerintah daerah bagi masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan,” kata Yunia.
Yunia mengatakan bantuan tersebut akan sangat membantu jika dalam kasus gagal ginjal akut yang diderita oleh anak-anak belum memiliki jaminan pembiayaan kesehatan. Ia berharap program tersebut nantinya bisa berjalan optimal pada masyarakat.
Yunia menambahkan, dari kasus yang sudah terindikasi oleh fasilitas kesehatan, ciri-ciri penderita gagal ginjal akut yang diderita oleh anak-anak dimulai dengan demam, kemudian diikuti dengan gejala pencernaan.
Baca juga: Ada Mantan TKI Menderita Kanker Payudara, Ini Respons Bupati Sukoharjo
Jika mengarah ke gagal ginjal akut terdapat pola berkemih yang frekuensi dan volumenya berkurang, atau terdapat perubahan warna urine menjadi pekat atau lebih kecokelatan.
Kamar Khusus
Jika terdapat kasus dugaan gagal ginjal akut, pihaknya telah mempersiapkan kamar khusus di layanan anak dan intensif anak. Selain itu, RSUD Ir. Soekarno telah mempersiapkan 4 dokter anak, dokter ginjal hipertensi terkait penyakit dalam atau dewasa, serta dokter lain yang dapat membantu.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, mengatakan pihaknya belum menerima laporan kasus gagal ginjal akut pada anak baik dari fasilitas kesehatan rumah sakit maupun puskesmas di Sukoharjo.
“Walaupun belum ada, kami antisipasi kasus tersebut dengan mengikuti prosedur yang ada dari Kemenkes [Kemeterian Kesehatan],” kata Tri dalam sambungan telepon, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: BPOM: Gagal Ginjal Akut Bisa Karena Pasca-Infeksi Covid
Tri mengatakan, pihaknya telah melaksanakan sosialisasi edukasi terkait gejala gagal ginjal akut kepada puskesmas maupun kader sebagai bentuk antisipasi agar masyarakat tidak gaduh terkait informasi yang beredar.
“Harapan kami masyarakat tetap waspada tetapi tidak perlu takut, ikuti edukasi agar dapat mengantisipasi dengan tidak mudah membeli obat secara mandiri tanpa ada petunjuk dari tenaga kesehatan,” kata Tri.
Ia menambahkan, bagi masyarakat yang memiliki anak dengan indikasi demam, batuk, dan pilek untuk tidak membeli obat secara mandiri. “Artinya, semua harus diperiksa terlebih dahulu baik di petugas puskesmas maupun rumah sakit,” lanjut Tri.