SOLOPOS.COM - Direktur RSUD Sukowati Tangen, Sragen, dr. Wisnu Retnaningsih menjelaskan Sipendi di aula RS, Jumat (8/9/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — RSUD Sukowati Tangen, Kabupaten Sragen, meluncurkan Sistem Pelayanan Digitalisasi Terintegrasi (Sipendi) pada Jumat (8/9/2023). Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan akses masyarakat.

">Sipendi merupakan inovasi kali kesekian yang lahir di RSUD Tangen. Meskipun baru berumur muda, RSUD Tangen sudah terakreditasi paripurna bintang lima.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Di usia yang masih muda tentu belum banyak inovasi. Pada Januari 2023 lalu, kami mengeluarkan inovasi Mapak Warga Sakit Sukowati (Mawas). Pada hari ini [Jumat], kami meluncurkan inovasi terbaru berupa Sipendi untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, khususnya di wilayah Singensumonar [Gesi, Tangen, Sukodono, Mondokan, dan Jenar]. Dengan Sipendi pelayanan yang awalnya manual beralih ke digital,” jelas Direktur RSUD Tangen, dr. Wisnu Retnaningsih.

Sipendi yang secara simbolis diluncurkan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto, mencakup seluruh layanan di RSST, mulai dari pendaftaran, rawat jalan, rawat inap, hingga pembayaran. Dengan Sipendi, masyarakat dapat mengakses layanan dengan lebih mudah dan cepat.

“Dengan integrasi pelayanan digital maka akses masyarakat lebih mudah dan evaluasi pelayanan yang dilakukan manajemen juga lebih mudah, terutama dalam sistem monitoring dan pelaporan lebih akurat,” jelas Wisnu.

Ia berharap Sipendi dapat meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit. Saat ini, tingkat kunjungan pasien ke RSST setiap bulannya menunjukkan tren meningkat meskipun belum sesuai harapan.

“Kami berharap RSUD Tangen bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Singensumonar untuk mendapatkan askes layanan kesehatan yang mudah,” kata Wisnu.

Lebih lanjut ia menjelaskan tingkat kunjung pasien ke RSUD Tangen setiap bulannya meningkat meski belum sesuai harapan. Jumlah kunjungan rawat jalan per Agustus 2023 sebanyak 430 orang dan rata-rata rujukan yang paling banyak dari Gesi, Tangen, dan Jenar.

“Kunjungan di IGD sebanyak 290 orang atau 10 pasien per hari. Pasien rawat inap sebanyak 108 orang. Di antara pasien rawat inap itu ada yang merupakan pasien umum. Instalasi medis untuk ruang ICU masih penyempurnakan. Untuk pelayanan dokter kandungan belum disetujui masuk dalam layanan BPJS sehingga masih untuk pasien umum,” jelasnya.

Sekda Hargiyanto mengapresiasi okupansi RSUD tangen yang mencapai 30%. Pasalnya, okupansi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen saja masih 40%-50% meski sudah lama beroperasi. Idealnya, menurut dia, hunian RS itu bisa mencapai 60%-70%.

“RSST ini juga sudah ada BPJS. RS negeri tanpa BPJS sulit. Untuk meningkatkan kunjungan seharusnya menambah dokter spesialis. Sekarang baru punya empat dokter spesialis, itu harus ditambah. Kalau dokter spesialis tidak banyak ya pasiennya tidak akan mungkin banyak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya