SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang insentif. (Antara)

Solopos.com, BOYOLALI — Ketua RT dan RW di Boyolali mengeluhkan nilai insentif mereka yang dinilai lebih kecil dibandingkan kabupaten/kota lain di Soloraya. Ketua RT-RW di Boyolali menerima insentif Rp150.000/bulan.

Nilai itu lebih rendah dibanding daerah lain. Berdasarkan data yang diperoleh Solopos.com, insentif RT-RW di Wonogiri tahun ini mencapai Rp500.000 per bulan, lalu Sragen Rp350.000 per bulan, dan Sukoharjo Rp2,5 juta per tahun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua RW 019 Karang Duwet, Winong, Boyolali, Adiyanto, menuturkan ia sudah lima tahun menjadi Ketua RW. Pensiunan ASN guru Geografi SMA tersebut mengaku selama itu insentif yang ia dapat selalu ia berikan untuk pembangunan di dukuh tempat ia tinggal.

Seingatnya, ia selalu mendapatkan pemberitahuan insentif RT-RW di Boyolali turun setiap tiga bulan sekali. Namun, ia sengaja untuk mengambilnya setahun sekali.

“Saya mengambil insentif RW itu setiap akhir tahun, itu dari dulu jumlahnya sama baik RT/RW yaitu sekitar Rp1,8 juta [setahun]. Saya berikan ke pembangunan fisik dukuh saya, itu kalau saya, RT RW yang lain ya terserah untuk apa karena itu memang hak beliau-beliau,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di rumahnya, Rabu (12/7/2023).

Dengan insentif Rp1,8 juta setahun, artinya tiap bulan ia menerima sekitar Rp150.000 per bulan. Adiyanto menilai insentif tersebut perlu ditingkatkan. Alasannya bukan semata-mata karena jumlah, tapi tanggung jawab RT-RW yang juga berat.

Adi mengungkapkan di setiap kegiatan, ketua RT dan RW selalu dilibatkan. Selain itu, bagi ketua RT-RW di Boyolali yang membutuhkan, insentif tersebut sangat berguna. Adi mengatakan tidak semua RT dan RW adalah pensiunan, tapi juga kalangan menengah ke bawah.

“Selain itu, alasannya kalau bisa mengikuti kabupaten yang lain. Kalau memang kabupaten yang lain ada yang lebih tinggi dari Boyolali, tapi bagaimana juga Boyolali kan punya banyak aset, pabrik juga banyak, lumayan. Tapi itu alasan saya pribadi, untuk kebijakan nanti saya serahkan ke Pemkab Boyolali,” kata dia.

Terpisah, Ketua RT 002 Winong Baru, Winong, Boyolali, Sri Margono, juga mengambil insentif RT-RW setahun sekali, tepatnya pada awal tahun. Ia lantas memberikan uang tersebut ke kas RT untuk kepentingan masyarakat.

Usulan Kenaikan Insentif RT-RW

Ia mengaku telah menjadi ketua RT sejak enam tahun yang lalu seusai pensiun dari jabatan terakhirnya yaitu Kabag Pemerintahan Setda Provinsi Jawa Tengah. Margono menjelaskan insentif diberikan dalam jangka waktu yang tidak tentu.

Kadang tiga bulan sekali, kadang empat bulan sekali, kadang enam bulan sekali. Menurutnya, nilai insentif RT-RW senilai Rp150.000 per bulan tersebut memang perlu dinaikkan.

“Istilahnya caranya merengkuh RT-RW itu seperti kabupaten yang lain, bukan semata-mata jumlahnya berapa. Tapi semisal insentif RT-RW bisa disesuaikan dengan kabupaten yang lain ya alhamdulillah le ngrengkuh yo tenanan,” ujar dia.

Margono juga membandingkan insentif RT-RW Boyolali dengan kabupaten lain. Ia mencontohkan Wonogiri yang naik pada 2023 ini dari Rp400.000 ke Rp500.000 per bulan.

“Padahal kalau dilihat dari sektor penerimaan pajak, Boyolali lebih tinggi dari Wonogiri. Tapi Wonogiri berani kasih Rp500.000, kenapa Boyolali hanya Rp150.000 per bulan?” ujar dia.

Margono menyampaikan usulan kenaikan insentif RT-RW tersebut telah ia sampaikan ke Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdesa) Winong pada 2022. Selain itu, ia juga membawa isu kenaikan insentif RT-RW saat masa reses salah satu anggota DPRD Boyolali di desanya.

Tak cukup di situ, ia juga mengaku mengirimkan aduan ke nomor aduan Bupati Boyolali sebanyak dua kali. “Waktu Musrenbangdes, camatnya masih yang lama, Pak Warno, itu katanya mau mengusulkan juga. Terus WA ke aduan bupati dijawab nggih maturnuwun begitu, tapi memang belum ada tindak lanjut,” kata dia.

Sementara itu, Kabid Bina Perencanaan dan Keuangan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali, Sucahyo Eko Basuki, menjelaskan saat pertama ia menjadi pegawai Dispermasdes pada 2018, insentif RT nilainya Rp500.000 per tahun dan RW Rp400.000 per tahun.

Kemudian, pada 2020 naik menjadi Rp150.000 per bulan sampai saat ini. Penentuan nilai insentif RT-RW di Boyolali merupakan kebijakan dari Pemkab Boyolali. Ia menyebut total ada 6.335 RT dan 1.393 RW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya