SOLOPOS.COM - Kondisi tutup drainase plaza Manahan yang menonjol dan mengganggu pengguna jalan di seputar Manahan. (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Ruang publik Solo, pengerjaan proyek drainase Plaza Manahan dinilai asal-asalan.

Solopos.com, SOLO–Pembangunan saluran drainase di proyek Plaza Manahan dinilai asal-asalan. Selain merusak estetika kawasan, pembangunan tersebut dianggap mengganggu akses pengguna jalan di jalur lambat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantauan Solopos.com, Jumat (23/10/2015), terdapat tiga titik lubang drainase dengan besar masing-masing 2 meter kali 2 meter di sisi timur Plaza Manahan. Drainase berbentuk segiempat itu menonjol sekitar 50 sentimeter dari permukaan jalan. Akibatnya, pengguna jalan harus “naik turun” jika melalui jalur dekat drainase.

Salah satu titik drainase membuat jalur lambat menyempit hingga menyisakan lebar 3 meter. “Baru kali ini ada lubang drainase yang tidak rata dengan jalan seperti di Plaza Manahan. Ini sudah mengganggu,” ujar Ginda Ferachtriawan, anggota Komisi II DPRD, saat dimintai tanggapan Solopos.com mengenai hasil pekerjaan drainase.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, keberadaan drainase baru diplot untuk menyerap limpasan air yang mengalir dari air mancur di Plaza Manahan.  Tahun ini Pemkot menganggarkan Rp1,8 miliar untuk pembangunan taman, air mancur dan saluran drainase di Plaza Manahan.

Menurut Ginda, pembangunan lubang drainase mestinya adaptif dengan peruntukan kawasan. “Di sana kan jalur lambat, kenapa enggak ditinggikan saja semua [jalur dekat drainase] biar pas lewat enggak mumbul-mumbul. Solusi paling baik ya [drainase] diratakan dengan jalan,” kata dia.

Ginda menyebut Dinas Pekerjaan Umum (DPU) juga kaget dengan hasil pekerjaan drainase di proyek yang ditangani Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) itu. Ginda mendesak ada penyesuaian lubang drainase dengan kontur jalan.

“Apalagi saat saya lihat di DED [detail engineering design], pekerjaan drainase masih ada di beberapa lokasi lagi,” jelas dia.

Sekretaris Komisi II DPRD, Supriyanto, menyayangkan pembangunan saluran air di Plaza Manahan yang terkesan asal-asalan. Dia meyakini konsep drainase dalam DED tidak mengganggu jalur lambat seperti saat ini.

“Selain mengganggu pengguna jalan, hasil proyek merusak estetika kawasan stadion yang notabene bertaraf internasional,” papar dia. Supri mendorong DKP mengkaji ulang penempatan dan fisik drainase agar tidak mengganggu fungsi Plaza Manahan secara keseluruhan.

Seorang pengunjung Stadion Manahan, Muzakki, 33, menilai kondisi drainase sekarang dapat mengganggu akses keluar masuk di Stadion Manahan. “Dilihat juga kurang enak. Padahal Stadion Manahan sudah menjadi ikon Solo,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya