SOLOPOS.COM - Kondisi Taman Anak Merdeka dan bangunan sanggar seni di Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo, sepi dan tak terawat, Rabu (11/3/2015). Taman yang diresmikan Joko Widodo saat menjabat Wali Kota Solo pada tahun 2010 itu ditutup karena menjadi tempat pacaran dan bolos sekolah. (Muhamad Muchlis/JIBI/Solopos)

Ruang terbuka Solo yakni Taman Anak Merdeka di Danukusuman terpaksa ditutup warga karena dijadikan ajang pacaran.

Solopos.com, SOLO – Taman Anak Merdeka yang berada di Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo, dalam kondisi terbengkalai. Taman yang dilengkapi sarana bermain dan sanggar seni yang diresmikan pada 2010 itu terpaksa ditutup enam bulan lalu lantaran kerap disalahgunakan untuk ajang pacaran para remaja.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menurut warga yang tinggal di sekitar taman, Helmy Prasetyo, 45, penutupan taman tersebut bermula dari keresahan warga melihat taman tersebut sebagai tempat anak remaja berpacaran.

Menurut dia, banyak para remaja yang masih berseragam sekolah datang secara berpasangan mengunjungi Taman Anak Merdeka tersebut. “Anak-anak itu ada yang masih SMP, tapi ada pula yang SMA,” kata dia, Rabu (11/3/2015).

Keterangan senada disampaikan warga Danukusuman RT 002/RW 015, Drajat Sutita. Drajat mengatakan penutupan tersebut dipicu oleh laporan warga yang terganggu oleh ulah sekelompok anak muda yang sering menggunakan tempat itu untuk bolos sekolah dan tempat tidur anak-anak jalanan.

“Anggota perlindungan masyarakat [linmas] selalu mengontrol tiga kali sehari untuk memastikan tidak ada anak sekolah yang nongkrong di taman saat jam sekolah,” ujar Abdul Rozid, 63, warga Danukusuman.

Pantauan di taman tersebut, gapura bertulis “TAMAN BERMAIN” tertutup palang besi yang tergembok kuat. Portal itu menyebabkan jalan yang menjadi penghubung menuju Taman Anak Merdeka terhalangi.

Jalan yang akhirnya sepi itu kini ditumbuhi rumput ilalang dan lumut. Paving yang menutup tanah berubah warna menjadi hijau. Semak belukar mengapit sisi kanan dan kiri jalan. Sejauh mata memandang, jalan menuju taman bermain anak tersebut seperti kebun liar yang sangat luas.

Menurut Lurah Danukusuman, Widyastuti, penutupan tersebut dikarenakan kesepakatan dari seluruh warga yang tinggal di sekitar taman.

“Warga menghendaki taman ditutup untuk menghindari oknum anak sekolah yang menggunakan taman untuk tindakan tidak baik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya