SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, berbincang dengan Mantan Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo, terkait penanganan bencana banjir di Solo, Senin (6/3/2023) malam. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Penanganan bencana banjir di Kota Solo juga menjadi salah satu materi yang dibicarakan dalam pertemuan tiga pilar PDIP Solo, Senin (6/3/2023) malam.

Pertemuan yang berlangsung di Kantor sementara DPC PDIP Solo itu diikuti Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Wawali Solo, Teguh Prakosa, serta anggota Fraksi PDIP DPRD Solo. Ada juga jajaran pengurus DPC PDIP Solo yang dipimpin F.X. Hadi Rudyatmo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Oh iya, penanganan banjir sudah diusulkan, Mas Wali Kota sudah mengusulkan, BBWSBS sudah mendapatkan tambahan Rp50 miliar ta? Tadi disampaikan. Dan saya juga mengusulkan untuk pembangunan Kali Jenes yang menggunakan U-Ditch,” ujar Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo.

Rudy, panggilan akrabnya mengusulkan agar setiap lima meter dibangun sumur resapan di tengah Kali Jenes. Dia menilai opsi itu memungkinkan ditanam beton bus sedalam empat meteran. Dengan begitu air yang mengalir bisa langsung meresap ke beton bus itu.

“Air yang mau mengalir langusung ke resapan dulu, sehingga mengurangi sedimentasi di Sungai Bengawan Solo,” terang dia. Disinggung penyebab banjir besar yang menerjang Solo pada Kamis-Sabtu (16-18/2/2023), menurut Rudy dikarenakan human error.

Utamanya terkait masalah di pintu-pintu air dan rumah pompa. Namun dia mengakui perlunya penanganan masalah sedimentasi Bengawan Solo dan anak-anak sungainya. Persoalan tersebut menurut dia mendesak untuk segera diatasi BBWSBS.

“Iya, tetap harus diatasi itu. Tapi paling tidak selesaikan dulu yang di hulu. Nanti di hilirnya, kan rumah-rumah yang di bantaran, yang mengganggu aliran sungai itu perlu dilakukan penataan. Kan mesti itu BBWSBS sudah punya program semacam itu,” kata dia.

Rudy menjelaskan sejak zaman Joko Widodo (Jokowi), program relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai sudah berjalan. Sampai sekarang pun menurut dia program itu tetap berjalan. Sehingga idealnya hunian warga di bantaran bisa direlokasi.

Sedangkan Gibran mengaku sudah memaparkan program penanganan banjir di Solo ke depannya. Termasuk terkait rencana pembuatan embung atau kolam retensi di Solo.

“Iya tadi disinggung. Aja nganggo bahasa embung, koyo ndesa. Kolam retensi,” urai dia.

Menurut Gibran, sudah ada pembicaraan dengan BBWSBS terkait lokasi-lokasi yang akan dibuat kolem retensi. Namun masih perlu dilakukan pengecekan terkait kepemilikan lahan. “Di dekat-dekat pintu air semua. Sudah dipetakan titik-titik rawan,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya