SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (tengah) berjalan bersama mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (kanan) dan mantan Wawali Achmad Purnomo saat akan mengikuti upacara HUT ke-77 Pemkot Solo di halaman Balai Kota Solo, Jumat (16/6/2023). (Istimewa/Humas Pemkot Solo)

Solopos.com, SOLO—Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengingatkan Gibran Rakabuming Raka tentang etika atau peribahasa bangsa Indonesia, yaitu datang tampak muka, pergi tampak punggung.

Peribahasa itu berarti selalu bertindak sopan santun dengan memberitahu saat datang dan pergi ketika bertamu ke rumah orang lain.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Peringatan Rudy, panggilan akrabnya, terkait posisi Gibran yang tidak juga mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan mundur dari PDIP. Situasi itu ternyata telah memantik isu bahwa PDIP atau Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sedang bermain politik dua kaki.

Di satu sisi, PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md sebagai Capres-Cawapres 2024, di sisi yang lain Gibran yang belum mundur dari PDIP menjadi Cawapres Prabowo. Sejauh ini DPP PDIP belum menyatakan pemecatan Gibran karena menjadi Cawapres Prabowo.

“Saya sampaikan, datang kelihatan muka, mundur kelihatan punggungnya. Saya perlu sampaikan ini karena ada tuduhan Mbak Mega bermain dua kaki. Selama saya ikut Mbak Mega, jadi kader PDIP, saya tahu, beliau tak pernah bermain dua kaki,” ungkap dia, Rabu (25/10/2023).

Atas dasar keyakinan itu, Rudy, nekat berkomentar terkait dinamika Pemilu 2024, khususnya meminta Gibran mundur dari PDIP dan mengembalikan KTA. Padahal dia sudah diperintahkan Megawati agar tidak berkomentar apa pun terkait perkembangan politik saat ini.

“Karena Mas Gibran tidak dipecat, Ibu Mega dianggap bermain di dua kaki. Tapi itu bukan karakter Ibu Ketua Umum saya. Sehingga saya harus berani menyampaikan hal itu. Saya diberi sanksi DPP pun juga siap. Tapi ini adalah [bentuk] kesetiaan saya kepada Ketua Umum,” urai dia.

Ihwal status Gibran yang belum dipecat oleh DPP PDIP, Rudy menyatakan sebenarnya tidak perlu sampai melakukan hal itu. Dia menilai mestinya Gibran secara kesadaran diri, ketika dulu datang tampak mukanya, sekarang ketika pulang atau pergi tampak punggungnya.

“Kan tidak perlu dipecat sebetulnya. Kesadaran diri, datang kelihatan muka, pulang kelihatan punggungnya. Itu kan budaya bangsa kita sendiri,” jelas dia. Namun Rudy menyatakan tidak ada tenggat kapan sebaiknya Gibran mundur dan mengembalikan KTA PDIP.

“Terserah beliau [Gibran]. Namun saya sampaikan Ketum saya tidak berpijak di dua kaki. Tetap fokus memenangkan Ganjar-Mahfud. Maju tak gentar karena ada Pak Ganjar, tidak takut karena ada Pak Mahfud. PDIP rekomendasinya hanya Pak Ganjar, Pak Mahfud,” sambung dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya