SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP F.X. Hadi Rudyatmo, didampingi Gibran Rakabuming Raka saat diwawancarai wartawan seusai melakukan pertemuan di Balai Kota Solo, Senin (2/10/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO—Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, tidak menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai pengkhianat bila menjadi Cawapres dari Prabowo Subianto.

Hal itu, menurut dia, setiap warga negara Indonesia (WNI) mempunyai hak yang sama untuk mencalonkan diri atau dicalonkan. “Ya enggak. Oh kalau di sana, saya tidak pernah bicara pengkhianatan. Karena punya hak,” ujar dia, Senin (16/10/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun, Rudy panggilan akrabnya mengatakan Gibran akan secara otomatis keluar dari PDIP bila menjadi Cawapres dari Prabowo. Sebab PDIP sudah mempunyai Capres sendiri yaitu Ganjar Pranowo. PDIP juga sudah membentuk koalisi parpol sendiri.

Saat ditanya apakah akan ada pemecatan DPP PDIP terhadap Gibran sebagai kader PDIP, Rudy tidak mengiyakan. Dia kembali menyatakan secara otomatis Gibran keluar dari PDIP. Menurut dia PDIP tidak perlu sampai mengambil langkah untuk memecat Gibran.

“Oh enggak perlu, enggak perlu, enggak perlu. Mbak Yuni lah [Bupati Sragen] dulu jadi Bupati dicalonkan Gerindra dan PKS. Yang kedua dicalonkan PDIP, kan bisa. Bisa kembali ke PDIP. Kan PDIP partai terbuka, bukan partai pendendam dan tertutup,” urai dia.

Rudy juga menekankan PDIP mempunyai aturan internal yang bersifat mengikat seluruh kader. Dalam konteks seorang kader PDIP sudah melangkah ke partai lain, seperti dengan menjadi Cawapres parpol lain, yang bersangkutan otomatis keluar.

“Jadi kalau sudah melangkah ke wong liya, ya uwes kui anake wong liya,” kata dia. Di sisi lain Rudy menyatakan dirinya selalu berpikiran positif terkait putusan MK. Sudah menjadi kewajiban setiap kader PDIP untuk menghormati putusan itu.

“Keputusan apa pun, yang namanya keputusan hukum, kader-kader PDIP wajib menghormati dan menghargai. Jadi tidak perlu berpikir yang macam-macam ya,” kata dia di Kantor DPC PDIP Solo.

Rudy menyatakan tugas utama setiap kader PDIP saat ini dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, adalah memenangkan partai di Pemilu 2024. Tak hanya itu, setiap kader PDIP juga harus memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden dengan satu putara pemilu.

“Ganjar menang satu putaran. Itu tugas semua kader,” tegas dia.

Rudy menjelaskan sejak jauh hari, sebelum ada putusan MK, PDIP Solo sudah optimistis bergerak menenangkan partai dan Ganjar. Bahkan dia menyatakan kader PDIP Solo solid menyongsong agenda Pemilu 2024. Sehingga apa pun putusan MK terkait syarat Capres-Cawapres dan gugatan yang diajukan, tidak jadi persoalan bagi PDIP.

Hal itu berlaku juga ketika nanti Gibran benar-benar maju sebagai Cawapres dari Prabowo Subianto. “Ya ndak ada persoalan to. Kan UU mengatur boleh-boleh saja ya, silakan saja,” tandas dia.

Namun, Rudy mengatakan ada konsekuensi politik yang harus dirasakan Gibran bila benar-benar menjadi Cawapres dari Prabowo, yaitu keluar dari PDIP.

Hal itu, menurut Rudy, berlaku secara otomatis. “Oh lah itu otomatis [Gibran keluar dari PDIP]. Saya sudah memberi contoh. Rustriningsih jadi bupati dari PDIP, setelah pilihan Gubernur, dia jadi Wagub dari Gerindra. Otomatis bukan anggota PDIP, karena sudah pindah partai. Kalau sudah melangkah ke wong liya, ya wes kui anake wong liya,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya