SOLOPOS.COM - FX Hadi Rudyatmo (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

FX Hadi Rudyatmo (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Kota Solo bakal segera berganti nahkoda seiring pengangkatan Walikota Joko Widodo (Jokowi) menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sang nahkoda baru itu adalah FX Hadi Rudyatmo, wakil Jokowi selama ini yang sesuai peraturan bakal naik menjadi walikota menggantikan Jokowi. Menyongsong pergantian ini, tak ada salahnya kita tengok kembali apa dan siapa FX Hadi Rudyatmo yang lebih akrab disapa Rudy itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kerja keras, ulet berjuang dan tak segan belajar sepertinya adalah karakter dasar bagi seorang Rudy. Sejak masih duduk di bangku SD dia sudah membantu orangtuanya berjualan sayur di Pasar Tanggul. Menjadi pengamen dan kondektur bus pun pernah dilakoninya. Setamat pendidikan STM Penerbangan Dirgantara di tahun 1979, dia bekerja di pabrik otomotif Mitsubishi di Jakarta selama sekitar satu setengah tahun. Dia lalu kembali ke Solo dan bekerja di pabrik produk konsumsi dan farmasi PT Konimex. Awal pekerjaaan anak ke-12 dari 13 bersaudara ini betul-betul dari nol, yaitu buruh serabutan dengan gaji Rp650/hari.

“Pekerjaan pagi ngepel lantai. Setelah itu bantu-bantu operator mengangkati bahan permen yang panasnya lebih dari 130 derajat celsius dan beratnya 50 kg. Jadi tiap hari saya mengangkat beban yang 50 kg itu kira-kira 100 kali,” tuturnya dalam sebuah perbincangan dengan Solopos.com beberapa waktu lalu. Kerja beratnya itu membuat badan Rudy akrab dengan aneka cedera. Bahkan beberapa kali pernah tangannya nyaris remuk tergilas mesin.

Di sela kerjanya, Rudy juga berupaya mempelajari aneka keterampilan lain seperti mengelas dan mengoperasikan mesin bubut. “Sampai sekarang kalau mau disuruh mbubut atau ngelas atau mengotak-atik mesin produksi ya masih bisa, soalnya ilmu kan tidak pernah habis,” ujarnya.

Keuletan Rudy membuahkan hasil. Dia pun merangkak naik menduduki sejumlah posisi. Bahkan di tahun 1990-an dia pernah menjadi karyawan teladan. Rudy juga sempat menjadi ketua serikat buruh di tempat kerjanya. Selain menjadi penyambung aspirasi kawan-kawannya, dia juga aktif memimpin aneka kegiatan untuk para buruh termasuk dalam bidang olahraga.

Namun di puncak kariernya saat itu sebagai supervisor teknisi, Rudy justru memutuskan mundur dan mengajukan pensiun dini. Pertimbangannya, sejak tahun 2000 dia terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Solo dan ia ingin sepenuhnya membaktikan diri di partai bewrlambang banteng bermoncong putih itu. “Saya di PDIP juga mulai dari nol, sejak tahun 1977,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya