SOLOPOS.COM - Petugas dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah meninjau pembangunan tempat pengolahan limbah kotoran sapi di Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar pada Kamis (3/11/2022). (Solopos.com/ Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Desa (Pemdes) Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, menguji coba pengolahan limbah kotoran hewan ternak sapi menjadi biogas. Biogas tersebut kemudian disalurkan ke rumah penduduk.

Sementara kotoran yang sudah tak terpakai dimanfaatkan untuk pupuk organik. Pengolahan limbah menjadi biogas pada tahap pertama diujicobakan di tiga rumah penduduk.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Desa (Kades) Pendem, Mardiyanto, mengatakan pemanfaatan energi baru terbarukan ini mengawali upaya warganya dalam menghadapi resesi ekonomi dan krisis energi. Berbekal limbah peternakan, penduduk di Desa nya berupaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

“Kita tengah mengujicoba pengolahan limbah kotoran hewan ternak dan limbah tahu menjadi biogas. Kami mendapat bantuan dari Pemprov Jateng,” katanya di sela acara Edukasi dan Bimbingan Teknis Energi Baru Terbarukan du Desa Pendem pada Kamis (3/11/2022).

Baca Juga: Taj Yasin Puji Desa Urutsewu Boyolali Punya Investasi Energi yang Murah

Pengolahan limbah peternakan dan industri tahu menjadi biogas dan pupuk organik ini merupakan proyek percontohan Pemprov Jawa Tengah. Pengolahan limbah kotoran ternak akan dikerjakan di tiga rumah penduduk. Jika berhasil, pengolahan limbah ternak menjadi biogas akan dikembangkan di 25 rumah sasaran pada tahun depan.

Sebenarnya pengembangan pengolahan limbah kandang menjadi biogas sudah ada di wilayahnya sejak 12 tahun lalu. Namun sifatnya masih pengolahan limbah komunal. Baru di tahun ini, pengolahan limbah akan dikerjakan di masing-masing rumah penduduk.

“Kita sebenarnya sudah punya 15 titik kandang komunal dipasang biogas. Baru sekarang di pasang sendiri di rumah-rumah,” katanya.

Dengan pengolahan limbah menjadi biogas ini, warga Pendem tak perlu repot untuk membeli elpiji. Warga bisa memanfaatkan biogas untuk keperluan memasak bahkan untuk aliran listrik.

Baca Juga: Butuh Kerja Sama Pelaku Industri untuk Wujudkan Ekonomi Hijau

Harapannya, sedikit demi sedikit warga bisa mengurangi ketergantungan subsidi energi dari pemerintah. Dari sisi pertanian, sekitar 75% lahan pertanian Desa Pendem juga sudah menggunakan pupuk organik. Sehingga ke depannya pupuk organik diproduksi secara mandiri di kandang mandiri.

Tak Lagi Tertinggal

Kemandirian di desa terpencil ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. “Dulu di sini desa tertinggal. Namun kami bangkit secara mandiri membuat pupuk organik dari kandang,” kata Mardiyanto.

Kabid Minerba Cabang Dinas ESDM Pemprov Jateng, Agus Sugiharto, mengatakan terdapat 200 lebih titik potensial pembuatan biogas di Desa Pendem. Desa ini dijadikan percontohan karena memiliki sumber daya potensial dan minat masyarakatnya bagus.

“Seluruh dunia mulai habis energi fosilnya. Sedangkan ancaman tahun gelap 2023 akibat resesi harus disikapi serius. Subsidi negara ini untuk energi capai Rp200 triliun, lama-lama bangkrut,” katanya.

Baca Juga: Kisah Menarik Warga Mundu Klaten yang Tak Lagi Tergantung Elpiji

Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah, Sumanto, mengatakan saatnya pemerintah bersama masyarakat memanfaatkan energi ramah lingkungan yang terbarukan. Pihaknya mendukung penuh upaya membangun sistem green energy.

“Kami mendorong kesadaran warga agar mencukupi kebutuhan energi secara mandiri tanpa subsidi pemerintah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya