Soloraya
Kamis, 22 April 2021 - 16:48 WIB

Rumah Hantu di Desa Sepat Sragen Disiapkan untuk Karantina Pemudik

Muh Khodiq Duhri  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah angker. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN – Pemerintah Desa (Pemdes) Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah, kembali menyiapkan rumah yang ditengarai berhantu untuk mengarantina pemudik. Pada tahun lalu, terdapat sejumlah pemudik di Sragen yang diharuskan menjalani karantina di rumah hantu yang terkesan angker tersebut.

“Kita siapkan gedung yang sama untuk pemudik. Ada empat ruang yang bisa dipakai pemudik. Sewaktu-waktu bisa kami buka untuk karantina pemudik,” terang Kepala Desa Sepat, Mulyono, kepada Solopos.com, Kamis (22/4/2021).

Advertisement

Rumah angker tersebut berlokasi tak jauh dari Pasar Pucuk Masaran. Bangunan rumah milik Mulyono itu awalnya difungsikan sebagai gudang penyimpanan barang. Setelah usaha berhenti, rumah itu menjadi tidak terurus selama bertahun-tahun hingga dianggap berhantu.

Baca juga: Tak Hanya Cantik, "Kartini-Kartini" Sopir Bus Wonogiri-Jakarta Ini Juga Pantang Menyerah

Rumah angker itu terpaksa digunakan untuk mengisolasi pemudik yang tidak tertib aturan pada tahun lalu. Sedianya, pemudik itu harus mengisolasi diri mereka sendiri selama 14 hari di rumah. Akan tetapi, salah seorang pemudik kedapatan keluyuran hingga Kota Sragen.

Advertisement

Akibatnya, pemudik itu akhirnya dijebloskan ke rumah hantu di Sragen tersebut. Pada tahun lalu, beberapa pemudik merasa tidak kuat tinggal di ruang isolasi. Mereka kapok lalu memohon pulang setelah beberapa malam bermimpi buruk.

Baca juga: Libatkan 20 Dokter, RSUD dr Moewardi Solo Sukses Pisahkan Bayi Kembar Siam

Sementara itu, Pemerintah Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Sragen, tidak menyiapkan ruang isolasi khusus kepada warga yang nekat mudik. Kendati begitu, para pemudik diminta menjalani isolasi di Gedung Technopark Ganesha Sukowati.

Advertisement

“Kemarin ada satu rumah berisi empat orang yang langsung kami arahkan menjalani isolasi di Technopark. Perlu rayuan supaya mereka mau isolasi di sana,” jelas Kepala Desa Sigit, Wardoyo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif