SOLOPOS.COM - Plafon rumah pahlawan nasional Slamet Riyadi di Danakusuman, Serengan, Solo, sudah rusak dan lapuk, Rabu (9/11/022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku sudah mendapat laporan mengenai kondisi rumah yang pernah ditinggali pahlawan kemerdekaan RI, Slamet Riyadi, di Danukusuman, Serengan, yang rusak dan memprihatinkan.

Laporan kondisi rumah yang kini ditinggali keponakan Slamet Riyadi itu juga disampaikan Dandim 0735/Solo Letkol (inf) Devy Kristiono kepada Gibran. Gibran memastikan segera menindaklanjuti laporan tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kemarin sudah dilapori, nanti ditindaklanjuti ya, rumahnya ya,” kata Gibran saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Kamis (10/11/2022). Ditanya apakah rumah pahlawan Slamet Riyadi di Solo masuk pada bangunan cagar budaya, Gibran mengaku belum tahu pasti.

Namun rumah yang dibangun pada 1848 itu seharusnya menjadi bangunan cagar budaya. Gibran juga akan mengecek surat yang kabarnya disampaikan oleh keluarga Slamet Riyadi berisi permohonan keringanan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ke Pemkot Solo.

Menurut informasi, belum ada respons dari Pemkot Solo atas surat tersebut. “Coba ya mengko tak cek,” paparnya. Seperti diberitakan sebelumnya, rumah yang pernah ditinggali Slamet Riyadi semasa hidup di Solo masih ada sampai saat ini.

Baca Juga: Bocor di Mana-Mana, Rumah Slamet Riyadi Pahlawan dari Solo Kini Memprihatinkan

Rumah itu terletak agak tersembunyi di belakang masjid wilayah Danukusuman, Serengan, Solo. Rumah itu dihuni keponakan Slamet Riyadi, Siti Sumarti, bersama seorang anak dan dua orang cucunya.

Kayu Rumah Slamet Riyadi Sudah Lapuk

Berdasarkan pengamatan Solopos.com saat mengunjungi rumah tersebut pada Rabu (9/11/2022), rumah yang pernah ditinggali pahlawan dari Solo, Slamet Riyadi, itu jauh dari kata terawat.

Kayu jati berusia ratusan tahun masih menyokong rumah tersebut. Ada juga beberapa bagian plafon atap rumah yang terbuat dari anyaman kayu sudah sangat lapuk, kayu pilar yang menyangga depan rumah pun sudah bengkok.

Baca Juga: Ketika Pahlawan dari Solo Slamet Riyadi Bikin Kolonel Tentara Belanda Menangis

“Rumah ini bocornya di mana-mana. Ya dari dulu bentuknya seperti ini, tidak berubah dan memang tidak ada yang diubah dari struktur ataupun tembok sampai penyangganya,” ucap Siti saat berbincang dengan Solopos.com.

Di rumah seluas kurang lebih 1.000 meter persegi itu terdapak banyak benda peninggalan sang pahlawan. Foto-foto Slamet Riyadi dalam berbagai momen juga terpasang di dinding, sebagai pengingat atas kiprah pahlawan yang gugur di usia sangat muda itu.

Slamet Riyadi yang berjasa memimpin Serangan Umum Empat Hari di Solo pada 7-10 Agustus 1949 itu gugur karena tertembak saat bertugas menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon pada 4 November 1950 di usia 23 tahun. Pangkat terakhirnya Brigadir Jenderal dan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 9 November 2007.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya