Soloraya
Kamis, 10 November 2022 - 21:33 WIB

Rumah Pahlawan Solo Slamet Riyadi Memprihatinkan, Gibran Sudah Dapat Laporan

Wahyu Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Plafon rumah pahlawan nasional Slamet Riyadi di Danakusuman, Serengan, Solo, sudah rusak dan lapuk, Rabu (9/11/022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku sudah mendapat laporan mengenai kondisi rumah yang pernah ditinggali pahlawan kemerdekaan RI, Slamet Riyadi, di Danukusuman, Serengan, yang rusak dan memprihatinkan.

Laporan kondisi rumah yang kini ditinggali keponakan Slamet Riyadi itu juga disampaikan Dandim 0735/Solo Letkol (inf) Devy Kristiono kepada Gibran. Gibran memastikan segera menindaklanjuti laporan tersebut.

Advertisement

“Kemarin sudah dilapori, nanti ditindaklanjuti ya, rumahnya ya,” kata Gibran saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Kamis (10/11/2022). Ditanya apakah rumah pahlawan Slamet Riyadi di Solo masuk pada bangunan cagar budaya, Gibran mengaku belum tahu pasti.

Namun rumah yang dibangun pada 1848 itu seharusnya menjadi bangunan cagar budaya. Gibran juga akan mengecek surat yang kabarnya disampaikan oleh keluarga Slamet Riyadi berisi permohonan keringanan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ke Pemkot Solo.

Advertisement

Namun rumah yang dibangun pada 1848 itu seharusnya menjadi bangunan cagar budaya. Gibran juga akan mengecek surat yang kabarnya disampaikan oleh keluarga Slamet Riyadi berisi permohonan keringanan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ke Pemkot Solo.

Menurut informasi, belum ada respons dari Pemkot Solo atas surat tersebut. “Coba ya mengko tak cek,” paparnya. Seperti diberitakan sebelumnya, rumah yang pernah ditinggali Slamet Riyadi semasa hidup di Solo masih ada sampai saat ini.

Baca Juga: Bocor di Mana-Mana, Rumah Slamet Riyadi Pahlawan dari Solo Kini Memprihatinkan

Advertisement

Kayu Rumah Slamet Riyadi Sudah Lapuk

Berdasarkan pengamatan Solopos.com saat mengunjungi rumah tersebut pada Rabu (9/11/2022), rumah yang pernah ditinggali pahlawan dari Solo, Slamet Riyadi, itu jauh dari kata terawat.

Kayu jati berusia ratusan tahun masih menyokong rumah tersebut. Ada juga beberapa bagian plafon atap rumah yang terbuat dari anyaman kayu sudah sangat lapuk, kayu pilar yang menyangga depan rumah pun sudah bengkok.

Baca Juga: Ketika Pahlawan dari Solo Slamet Riyadi Bikin Kolonel Tentara Belanda Menangis

Advertisement

“Rumah ini bocornya di mana-mana. Ya dari dulu bentuknya seperti ini, tidak berubah dan memang tidak ada yang diubah dari struktur ataupun tembok sampai penyangganya,” ucap Siti saat berbincang dengan Solopos.com.

Di rumah seluas kurang lebih 1.000 meter persegi itu terdapak banyak benda peninggalan sang pahlawan. Foto-foto Slamet Riyadi dalam berbagai momen juga terpasang di dinding, sebagai pengingat atas kiprah pahlawan yang gugur di usia sangat muda itu.

Slamet Riyadi yang berjasa memimpin Serangan Umum Empat Hari di Solo pada 7-10 Agustus 1949 itu gugur karena tertembak saat bertugas menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon pada 4 November 1950 di usia 23 tahun. Pangkat terakhirnya Brigadir Jenderal dan dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 9 November 2007.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif