SOLOPOS.COM - Salah seorang warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar terpaksa mendirikan tenda untuk berteduh akibat rumahnya roboh. Foto diambil Senin (19/8/2013). (Iskandar/JIBI/Solopos)

 Salah seorang warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar terpaksa mendirikan tenda untuk berteduh akibat rumahnya roboh. Foto diambil Senin (19/8/2013). (Iskandar/JIBI/Solopos)


Salah seorang warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar terpaksa mendirikan tenda untuk berteduh akibat rumahnya roboh. Foto diambil Senin (19/8/2013). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Tiga kepala keluarga (KK) di Dukuh Banaran, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar yang rumahnya roboh akibat hujan deras, Kamis (15/8/2013) harus rela tidur di emperan rumah tetangga.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sebab warga bantaran Sungai Bengawan Solo itu mengaku tak mempunyai alternatif lain selain tidur di emperan rumah tetangga.

“Seperti ini keadaannya. Kalau siang kami kadang tidur di bawah tenda ini. Tetapi kalau malam hari kan dingin, sehingga kami mengungsi tidur di emperan rumah tetangga,” ujar Sugeng Darsono, 51, ketika ditemui Solopos.com, Senin (19/8/2013).

Menurut istrinya, Sutrisni, 33, pada Kamis  malam rumahnya dan rumah Tuminem, 48, yang berhimpitan roboh setelah diguyur hujan lebat. Selain itu satu rumah lainnya yakni milik Ranto, 30, terpaksa dirobohkan, karena mengawatirkan.

Bantuan

Dia menjelaskan sebelum rumah roboh dia mendengar suara gemeretak. Ketika itu suaminya masih berniat masuk ke rumah mematikan lampu. Tetapi ketika satu kaki baru melangkah masuk ke rumah, hujan deras kedua turun dan rumahnya ambruk. “Ketika itu suami saya [Sugeng] yang akan masuk ke rumah tertimpa reruntuhan atap sehingga kepalanya benjol,” ujar Sutrisni ketika ditemui wartawan di kediamannya, Jumat (16/8/2013).

Menurut dia kendati tak ada korban jiwa meninggal, musibah itu mengakibatkan keluarga yang rumahnya roboh dan dirobohkan, untuk sementara harus tidur di rumah tetangga dan di emperan langgar setempat. Akibat kejadian ini, Sutrisni yang bekerja sebagai buruh bangunan juga tak bisa masuk kerja. Terkait itu dia mengaku tak ada pemasukan uang sama sekali.

Sebab suaminya yang juga bekerja serabutan juga tak bisa masuk bekerja, gara-gara kepalanya pusing dan bejol tertimpa atap rumah yang runtuh. Karenanya dia berharap mendapat bantuan dari pemerintah. Sementara itu Kepala Dusun Banaran, Guntoro mengatakan bencana yang mengakibatkan kerugian kira-kira Rp35 juta itu, pihaknya tengah mengajukan bantuan ke kebupaten.

“Saya berharap bantuan untuk rehab rumah bisa segera turun. Kasihan kalau rumah mereka tidak segera direhab, mereka kalau malam kedinginan dan kalau siang kepanasan,” ungkap dia.

Dia mengakui pada Kamis malam warganya langsung mendapat bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD]. Bantuan berupa makanan siap saji, kompor, tikar, gula, lauk pauk dan sebagainya. Sedangkan ketua RT setempat, Anwar mengatakan pada Senin, Camat Jaten, Titik Umarni telah menyalurkan bantuan untuk warganya. Bantuan antara lain diwujudkan beras, selimut dan sejumlah kebutuhan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya