Soloraya
Minggu, 23 Agustus 2015 - 02:30 WIB

RUMAH SAKIT SINGAPURA : Parkway Hospital Singapore Jadi Pilihan Warga Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pertemuan dokter Parkway Hospital Singapore dengan komunitas warga Solo. (Arif Fajar/JIBI/Solopos)

Rumah sakit Singapura, Parkway Hospital menjadi pilihan favorit warga Solo untuk berobat

Solopos.com, SOLO--Rumah sakit di Singapura salah satunya Parkway Hospitals, menjadi pilihan warga Solo untuk mencari second opinion dan berobat untuk penyakit kanker, serta urologi terutama prostat dan batu ginjal.

Advertisement

Hal itu disampaikan Dr Foo Kian Fong, dokter spesialis kanker di Parkway Hospitals, Singapore sebelum menghadiri acara ramah tamah dengan komunitas pasien RS Parkway Hospitals yang berada di Solo, Jumat (21/8/2015) sore di Hotel Aston, Solo.

Selain Dr Foo Kian Fong, menurut Branch Manager Patient Asisten Centre Parkway Hospitals Singapore di Solo, Yayuk Listyowati, hadir dalam kegiatan ramah tamah dan dilanjutkan seminar kesehatan, Dr. Tan Yeh Hong, konsultan/dokter urologi di Parkway Hospitals Singapore.

“Jadi para pasien Parkway Hospitals Singapore yang ada di Solo mempunyai komunitas yang berkegiatan menggelar seminar edukasi bidang kesehatan dengan tema menyesuaikan apa yang menjadi trending case,” tutur Yayuk.

Advertisement

Memang setiap tahun anggota yang ikut gathering bertambah, karena tambah Yayuk, pihaknya tidak membatasi orang sakit yang ingin berobat ke luar negeri, terutama yang ke Parkway Hospitals.

“Karena turis medis yang ke Singapura sebagian besar ke Parkway Hospitals,  selain dari negara lain dari Indonesia juga lumayan banyak,” terangnya.

Sementara menurut Dr. Foo Kian Fong, warga Indonesia yang berobat ke Singapura tujuannya mencari second opinion. Dari second opinion tersebut mereka kemudian mantap untuk menjalani pengobatan di Singapura.

Advertisement

Ditambahkan Dr. Tan Yeh Hong, untuk pasien urologi yang datang ke Parkway Hospitals sebagian besar dengan kasus prostat, kemudian batu ginjal. Sebenarnya sudah banyak dokter Indonesia yang melakukan tindakan pembedahan untuk menangani penyakit tersebut.

“Tetapi pasien urologi memilih ke Singapura karena tidak dilakukan operasi terbuka, penanganannya minimal invasive,” terangnya.

Pertimbangan lain bagi pasien yang mampu, sambungnya, jika di Indonesia untuk bertemu dengan dokter yang bagus harus menunggu atau antri bahkan bisa sampai malam baru bisa bertemu dokter.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif