SOLOPOS.COM - Ilustrasi Karakter Rumah di Kawasan Laweyan, Solo (Facebook/ Fajar Wasono Kijj)

Solopos.com, SOLO — Kampung Batik Laweyan Solo, Jawa Tengah menyimpan kekayaan arsitekur Jawa kuno peninggalan Kerajaan Majapahit, termasuk rumah tertua. Hal ini terlihat dari bangunan khas rumah-rumah penduduk yang terletak pada pintu besar dengan desain unik.

Akan tetapi sebagian besar rumah-rumah di kampung ini sudah direnovasi bagian dalamnya mengikuti perkembangan zaman. Tapi masih ada tiga blok rumah berjejer di lahan seluas 24 hektar (ha) yang bangunannya masih asli sejak zaman abad pertengahan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Rabu (23/3/2022), bangunan rumah tertua di Jawa Tengah tersebut masih asli dari zaman awal dibangun, bahkan penghuninya bisa dikatakan 99% masih dihuni oleh generasi penerus dari leluhur terdahulu yang mendiami rumah tersebut.

Baca juga: Kisah Mbok Mase, Wanita Tajir Juragan Batik di Kampung Laweyan Solo

Arsitektur

Ketua Forum Pengembang Kampoeng Batik Laweyan, Alpha Fabela Priyatmono, menjelaskan bahwa rumah tersebut adalah satu-satunya yang masih asli. Secara teknik arsitektur, bangunan rumah tertua di Jateng tersebut dibangun tanpa menggunakan paku, namun mengaitkan kayu-kayu berbahan jati tua dengan teknik pasak. Meskipun hanya dengan teknik pasak, kenyataannya bangunan rumah di Kampung Batik Laweyan Solo tersebut masih sangat kuat hingga sekarang.

Rumah dengan cat berwarna putih tanpa jendela ini di dalamnya ini menyimpan prasasti-prasasti tua. Lantainya pun masih batu bata buatan masa lampau yang tidak digantikan dengan keramik oleh sang tuan rumah.

Alpha menambahkan bahwa kecanggihan teknik arsitektur zaman dulu juga bisa dilihat dari sistem kunci pintu. Kunci pintu gerbang besar tua di sini tidak menggunakan kunci yang ada saat ini. Tetapi dibuat dengan sistem geser dengan cara mengunci dan membuka yang berbeda. Ada juga bagian rahasia yang hanya diketahui oleh pemilik rumah tertua di Jateng itu untuk mebuka pintu mereka.

Baca juga: Desa Ngupit Klaten Tertua di Indonesia

Pada masa kerajaan, kampung Laweyan ini diperuntukan bagi kelompok masyarakat tertentu yang dikenal sebagai juragan batik. Kata Laweyan berasal dari kata dalam Bahasa Jawa, yaitu Nglawiyan yang berarti orang yang berlebih dalam hal harta. Hal itu dikarenakan daerah tersebut sejak zaman kerajaan telah menjadi pusat perdagangan batik dan tempat tinggal pengusaha batik tulis Jawa.

Tidak heran juga jika rumah kuno yang masih orisinal di Kampung Batik Laweyan masih kokoh berdiri mengingat pendahulunya yang tinggal di rumah tertua di Jawa Tengah tersebut adalah orang kaya. Sehingga mereka dapat membangun rumah dengan teknik yang memubat banguan kokoh hingga sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya