Soloraya
Sabtu, 18 Desember 2021 - 01:32 WIB

Rumpun Bambu Rimbun Picu Banjir Besar di Klaten

Ponco Suseno  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga melihat jembatan Kali Buntung yang ambrol akibat derasnya air sungai, Jumat (29/1/2021).(Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, KLATEN — Kondisi Sungai Buntung yang menjadi pembatas Desa Carikan (Kecamatan Juwiring) dengan Desa Kingkang (Kecamatan Wonosari), Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ternyata dipenuhi rumpun bambu jauh sebelum airnya meluap, Kamis (16/12/2021) sore.

Selain rumpun bambu, luapan air juga disebabkan debit air yang tinggi pascadiguyur hujan deras.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Kepala Desa (Kades) Carikan, Kecamatan Juwiring, Katiyono, saat ditemui Solopos.com, di kantornya, Jumat (17/12/2021).

Sebagaimana diketahui, air Sungai Buntung tiba-tiba meluap, Kamis (16/12/2021) pukul 15.00 WIB. Satu jam sebelumnya, kondisi di kawasan Sungai Buntung dilanda hujan deras.

Advertisement

Sebagaimana diketahui, air Sungai Buntung tiba-tiba meluap, Kamis (16/12/2021) pukul 15.00 WIB. Satu jam sebelumnya, kondisi di kawasan Sungai Buntung dilanda hujan deras.

Luapan air tersebut menggenangi sejumlah rumah milik warga di Desa Carikan, Kecamatan Juwiring. Lokasi yang terendam banjir tersebar di RW 001 (Dukuh Cabean, Dukuh Puanan, Dukuh Padangan); RW 002 (Dukuh Ngemplak, Dukuh Gulon, Dukuh Carikan); RW 003 (Dukuh Pacing Wetan, Dukuh Pacing Tengah, Dukuh Pacing Sunangan). Total warga terdampak mencapai 300-an orang.

Selain menggenangi sejumlah rumah di Carikan, Kecamatan Juwiring, luapan air sungai juga menggenangi sejumlah rumah di Dukuh Pare, Desa Kingkang, Kecamatan Wonosari juga terendam banjir.

Advertisement

Lokasi banjir di Kingkang berada di RT 003/RW 006 dan RT 001/RW 005. Jumlah rumah yang tergenang banjir mencapai puluhan rumah.

“Sebelum air meluap itu, ada rumpun bambu yang berada di sungai. Adanya rumpun bambu itu kan menghambat laju air. Di samping itu, di pinggir sungai juga ada bangunan rumah. Dalam satu pekan terakhir ini, air di Sungai Buntung sudah tiga kali meluap,” kata Katiyono.

Katiyono mengatakan normalisasi Sungai Buntung menjadi solusi mencegah potensi luapan air sungai yang lebih parah di waktu mendatang. Diharapkan rencana normalisasi sungai dapat didukung pemerintah, dari pusat hingga daerah.

Advertisement

“Pemdes jelas enggak kuat melakukan normalisasi. Makanya butuh dukungan yang lain. Panjang Sungai Buntung yang perlu dinormalisasi mencapai kurang lebih satu kilometer,” katanya.

Camat Wonosari, Muhammad Nur Rosyid, mengatakan air di Sungai Buntung memang sering meluap saat musim hujan. Namun, luapan air Sungai Buntung yang berlangsung, Kamis (16/12/2021) lumayan dahsyat.

“Banjir yang semalam itu memang terbesar dalam sejarah. Penyebabnya itu, ya karena hujan deras. Sehingga debit air sangat tinggi,” katanya.

Advertisement

Hal senada dijelaskan Kepala Desa (Kades) Kingkang, Kecamatan Wonosari, Suryadi. Daerah langganan banjir di Desa Kingkang berada di Dukuh Pare.

“Kalau enggak terjadi hujan deras dalam tempo lama, air sungai tak meluap,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif