SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO – Pemkot dan para pelaku pariwisata Solo meminta manajemen Airasia meninjau kembali rencana penghentian penerbangan langsung Solo-Kuala Lumpur (KL) mulai 2 September 2012. Penghentian itu dipastikan akan berdampak besar pada pariwisata dan ekonomi di Kota Bengawan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Permintaan tersebut mereka sampaikan langsung kepada Strategy and Airport Planning Director Airasia, H Jafrie Arief, dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat walikota di Kompleks Balaikota Solo, Rabu (30/5/2012). Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) sendiri yang memimpin pertemuan, yang juga dihadiri oleh General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisumarmo, Abdullah Usman, pewakilan dari Association of Indonesian Tour and Travel (Asita), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), serta dinas terkait di Pemkot.

Pemkot dan para pelaku pariwisata itu pada intinya menyayangkan rencana penghentian rute Solo-KL oleh Airaisa. ”Secara historis, AirAsia di Solo itu jauh lebih lama, sudah tujuh tahun, dibandingkan Jogja atau Semarang yang baru saja dibuka. Padahal kami juga sedang giat menggarap pasar Malaysia,” ungkap Ketua Asita Solo, Suharto.

Selain meminta peninjauan kembali, mereka juga memberikan sejumlah masukan mengenai pelayanan penerbangan dari Airasia yang diduga menjadi penyebab turunnya load factor maskapai itu. Penasihat Asita, KRAT Djuritno, mengatakan penerbangan AirAsia dirasa tidak nyaman terutama bagi penumpang kelas atas. Akibatnya banyak penumpang beralih ke bandara lain. Jadwal penerbangan juga disoroti karena dinilai tidak tepat. “Jadwal penerbangan dari dan ke Solo selalu pada siang hari. Bagi pebisnis jadwal ini tanggung,” kata Wakil Ketua Asita, Daryono.

Walikota Solo, Jokowi menyepakati bahwa jadwal penerbangan sangat berpengaruh pada ramai atau tidaknya penerbangan itu. Selanjutnya Jokowi mengatakan masalahnya bukan sekadar ada atau tidaknya pesawat dari Solo ke KL. “Setahun terakhir kami giat promosi ke Malaysia, terutama KL. Dibandingkan Bandung yang saat ini sudah ada empat direct flight oleh AirAsia ke KL, Solo lebih menarik, karena tidak hanya wisata belanja tapi ada tambahan budaya,” jelas Jokowi.

Lebuh jauh, Jokowi mengajak semua pihak untuk terus introspeksi. Diakuinya, sejauh ini promosi Kota Solo ke Malaysia memang masih kurang. Karena itu ke depan jika AirAsia mau membatalkan niatnya menghentikan penerbangan Solo-KL, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan promosi dan berbagai dukungan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Jafrie menegaskan keputusan penghentian Airasia mulai 2 September itu sudah final. Alasannya, penerbangan Solo-KL terus merugi selama beberapa bulan terakhir, terutama semenjak AirAsia membuka direct flight Semarang-KL.

“Ini pilihan terbaik bagi kami. Penurunannya sangat terasa terutama setelah kami buka di Semarang. Tapi akan menampung semua masukan dan akan menyampaikan ke kantor pusat. Kami juga akan menerima dengan tangan terbuka jika dari Solo ada yang menemui secara langsung pihak manajemen di KL,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya