SOLOPOS.COM - ISI Solo menggelar peringatan Hari Wayang Dunia 2023 di Pendapa Ageng ISI Solo, Rabu (1/11/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO–Ruwatan Massal Dan Spirit Harmoni Dunia menjadi cara apik yang dilakukan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dalam memperingati Hari Wayang Dunia.

Mengusung tema Mawayang Hayu Bhuawana Macarita Jayabaya, Peringatan Hari Wayang digelar di Pendapa ISI Solo, Rabu (1/11/2023) malam.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Peringatan Hari Wayang Dunia ke IX ISI Solo dibuka dengan penancapan Gunungan Wayang oleh Rektor ISI Solo. Dilanjutkan dengan pertunjukan Wayang Kontemporer berjudul Jangkah Jayabaya yang dimainkan seluruhnya oleh mahasiswa Pedalangan Semester 3 ISI Solo.

Mereka menampilkan kisah Raja Jayabaya dalam menghadapi musuhnya dan membuat keputusan yang adil bagi rakyatnya.

Menariknya, dalam penampilan ini juga terdapat mahasiswa disabilitas yang juga ikut ujuk gigi dan memeriahkan pagelaran Peringatan Wayang Dunia. Pementasan dilanjutkan dengan penampilan Wayang Purwa berjudul Kikis Tunggarana oleh Herjuna Pramariza Fadlansyah.

Rektor ISI Solo I Nyoman Sukerna menyampaikan Peringatan Hari Wayang Dunia ke IX kali ini mengusung tema Mawayang Hayu Bhuawana Macarita Jayabaya. Tema tersebut memiliki makna Petuah luhur untuk menjaga harmoni kehidupan di tengah masyarakat.

Disebutkan Rektor ISI Solo, tokoh Jayabaya di tanah Jawi dimaknai sebagai tokoh olah batin yang luar biasa. Jayabaya merupakan tokoh yang bisa menghasilkan ramalan yang mitologis dan terkenal hingga saat ini.

Dikatakan Nyoman, Pagelaran wayang bisa menjadi media perantara nilai-nilai luhur tentang harmoni di dunia. Dalam pagelaran wayang dunia kali ini, ISI Solo menampilkan wayang dengan berbagai jenis bentuk dan lakon cerita.

“Kami berharap pagelaran ini bisa meningkatkan semangat dan motivasi bagi mahasiswa dan civitas ISI Solo untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam hal pelestarian seni, khususnya seni pedalangan” ujar dia.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam sambutannya menyampaikan wayang mempunyai kontribusi besar dalam kehidupan.

Lewat gerakan wayang, suara gamelan, dan tutur kata dalang dapat menginspirasi setiap aspek kehidupan masyarakat. Di Hari Wayang Dunia, pihaknya berharap ISI Solo sebagai institusi seni Indonesia bisa mengembangkan dan membawa wayang ke kalangan yang lebih luas. Utamanya pada generasi muda.

“Maka kami berharap para civitas academica dan mahasiswa ISI Solo bisa berkolaborasi dengan institusi pendidikan lainnya mulai dari jenjang dasar dan menengah, untuk bisa mengembangkan dan melestarikan wayang kedepannya,” urai dia.

Sebelumnya, juga telah digelar Ruwatan masal yang juga dipimpin Bambang Suwarno. Acara ruwatan massal dilakukan pada 1 November 2023 pukul 09.00 WIB. Ruwatan massal diikuti masyarakat umum dari berbagai wilayah.

Ruwatan ini ditutup dengan pementasan wayang dengan dalang Bambang Suwarno dan mengambil lakon Murwakala. Wayang dengan lakon Murwakala menceritakan tentang pembebasan bagi orang sukerta dari keganasan Bathara Kala.

Pembebasan ini juga disinggung pada beberapa sastra Jawa, seperti pembebasan Dewi Winata oleh Garudeya dalam Adiparwa; dalam Kakawin Parbhigama.

Arjuna membebaskan bidadari Purpamesi dari kutukan berujud buaya di Sungai Savabadra. Pada Kidung Sudamala ditemukan cerita Sadewa meruwat Durga kembali berparas Uma, ataupun pada cerita Nawaruci ketika Bima berhasil meruwat Rukmuka-Rukmakala menjadi Bathara Indra dan Bathara Bayu.

Ketua Jurusan Pedalangan ISI Solo Bagong Pujiono memaparkan ruwatan massal digelar untuk wahana membangkitkan kebanggaan terhadap warisan budaya bangsa.

Tradisi ruwatan massal dipercaya dapat memberikan manfaat secara spiritual bagi siapa saja yang mengikutinya.

“Ruwatan massal menjadi ruang terbuka bagi kita untuk memberikan makna positifnya dan dapat menggugah daya kreasi dan inovasi untuk kekaryaan seni,” ucap Bagong.

Dia menjelaskan hingga saat ini masyarakat Jawa masih memandang ruwatan sebagai tradisi pembebasan diri dari marabahaya. Ruwatan menjadi spirit dan tata laku batiniah manusia untuk keluar dari cengkeraman mala dan sukerta, sehingga dapat tercipta harmoni manusia maupun jagat raya.

“Maka kami mengambil tema Spirit harmoni dunia yang terwadahi dalam narasi besar “Mawayang Hayu Bhuwana Jangka Jayabaya”. Dimana hak ini memberikan makna mendalam bagi siapa saja untuk menumbuhkan spirit harmoni jagat raya sehingga terciptanya kedamaian di dunia,” ungkap dia.

Pada peringatan Hari Wayang Dunia IX ISI Solo juga menggelar puluhan pertujukan wayang dengan lakon dan Dalang kondang lainnya dari berbagai daerah. Puluhan pagelaran wayng tersebut di gelar di Pendhapa GPH Djojokusumo ISI Solo Dan Gedung Gendhon Humardani (Teater Besar) ISI Solo.

Adapun beberapa judul lakon wayang di tampilkan dalam Peringatan Hari Wayang Dunia IX ISI Solo, di antaranya, Wayang Kontemporer dengan judul Jangkah Jayabaya yang disajikan oleh HIMADALISKA ISI Surakarta, Wayang Purwa dengan judul Herjuna disajikan oleh Dalang Pramariza Fadlansyah dari Universitas Indraprasta (Unindra) Jakarta Selatan. Ada juga Wayang Purwa dengan judul Abimanyu Gantung disajikan oleh Wangsit Winursito dari Sanggar Cakraningrat, Rembang,

Selain pagelaran wayang, dalam peringatan Hari Wayang Dunia IX ISI Solo juga mengelar Seminar Nasional dengan tema Mawayang Hayu Macarita Jayabaya. Dengan mendatangkan para seniman, dan pakar dalam bidang. Kegiatan tersebut digelar di Gedung Teater Kecil ISI Solo.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya