SOLOPOS.COM - Suasana motret bareng Komunitas Fotografi Sukowati Rumah Mbah Man Soblik, Desa Tempelrejo, Kecamatan Mondokan, pada Minggu (16/10/2022). (Istimewa/@alfianberbudi)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 70 warga Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, ikut ambil bagian dalam acara Mondokan dalam Bingkai, yang diselenggarakan oleh Komunitas Fotografi Sukowati (KFS) pada Minggu (16/10/2022. Acara tersebut terpusat di Rumah Mbah Man Soblik, Desa Tempelrejo, Kecamatan Mondokan.

Ketua KFS, Agus Setyo Wardoyo, mengatakan tema yang diambil memiliki makna yang dalam sekaligus menantang bagi pecinta fotografi. Peserta dituntut untuk dapat menvisualisasikan tema Mondokan dalam Bingkai berupa foto yang diambil dari berbagai dimensi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Konsep utama dalam kegiatan ini adalah mengangkat potensi yang ada di perdesaan. Foto human interest memiliki komposisi yang unik karena menunjukkan ketertarikan manusia terhadap suatu objek yang sarat makna dan penuh emosi,” terang Agus pada Solopos.com, Senin (17/10/2022).

Di Indonesia, menurutnya, foto human interest banyak menangkap kehidupan masyarakat tingkat bawah. Selain gambar kegiatan kehidupan manusia di perdesaan dan ketimpangan antara kehidupan masyarakat di wilayah perkotaan.

Gambar tersebut diambil tidak lain bertujuan untuk menimbulkan rasa empati bagi yang melihat. Padahal menurutnya, esensi foto dari human interest yaitu bisa membawa pesan dari nilai-nilai luhur dan kearifan lokal daerah setempat.

Baca Juga: Komunitas Sarang Sragen bakal Menggelar Klenengan Jumpa Mangsakala

“Kecamatan Mondokan dipilih karena bertujuan mengangkat potensi daerah setempat. Di wilayah Mondokan banyak peninggalan masa lampau. Serta juga bertujuan sebagai peringatan hari pahlawan,” terang Agus.

Mondokan dalam Bingkai Komunitas Fotografi Sukowati sragen
Suasana motret bareng Komunitas Fotografi Sukowati Rumah Mbah Man Soblik, Desa Tempelrejo, Kecamatan Mondokan, pada Minggu (16/10/2022). (Istimewa/@rockkids.photography)

Konsep yang diambil dalam kegiatan tersebut meliputi pembuatan bambu runcing, memandikan ayam, menumbuk padi, tari dan gamelan, dolanan padi, penjual jamu gendong, dan guyub rukun warga. Kegiatan tersebut tak hanya diikuti oleh para fotografer asal Sragen, namun juga fotografer Soloraya, yang berjumlah 23 talent.

Camat Mondokan, Agus Endarto, tidak menyangka tempat sederhana bisa dipilih untuk kegiatan fotografi, karena memberikan nilai tersendiri bagi warga setempat karena melibatkan mereka sebagai model.

Baca Juga: Mengenal Komunitas Fotografi Sukowati, Ini Kegiatannya

“Di samping itu, melalui kegiatan tersebut juga ikut membangun branding Kecamatan Mondokan, karena sebagai sebuah daerah yang banyak potensi sejarah, kesenian, dan lingkungan yang humanis,” terang Agus.

Ia menambahkan bahwa sangat mengapresiasi dan berterima kasih karena event tersebut baru pertama kali diadakan di Mondokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya