Soloraya
Senin, 6 September 2021 - 17:47 WIB

Saking Besarnya, Bulus di Dekat Saluran Air Kuno Trucuk Klaten Sempat Dikira Bantal

Ponco Suseno  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi bulus seberat 20 kilogram ditemukan warga di bekas embung di dekat saluran air kuno di Samber, Desa Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Klaten, Senin (6/9/2021). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Bulus seberat 20 kilogram yang yang ditemukan warga di bekas embung dekat saluran air kuno wilayah Samber, Desa Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Klaten, sempat dikira bantal saking besarnya.

Bulus yang diperkirakan berusia puluhan tahun itu ditemukan pada Senin (6/9/2021) pukul 02.00 WIB. Saat kali pertama ditemukan, bulus itu sempat hendak disembelih dan disantap warga setempat.

Advertisement

Namun, rencana itu urung dilakukan karena ternyata sudah dalam kondisi mati. Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Pemerintah Desa (Pemdes) Sabrang Lor telah memulai revitalisasi bekas embung Sabrang Lor, Trucuk, sejak akhir Agustus lalu.

Kondisi bulus seberat 20 kilogram ditemukan warga di bekas embung di dekat saluran air kuno di Samber, Desa Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Klaten, Senin (6/9/2021). (Solopos/Ponco Suseno)

Rencananya, bekas embung itu akan disulap menjadi tempat pemancingan dan sentra kuliner. Pembangunan pancingan dan sentra kuliner diawali pengerukan bekas embung dengan menggunakan alat berat alias backhoe.

Advertisement
Kondisi bulus seberat 20 kilogram ditemukan warga di bekas embung di dekat saluran air kuno di Samber, Desa Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Klaten, Senin (6/9/2021). (Solopos/Ponco Suseno)

Rencananya, bekas embung itu akan disulap menjadi tempat pemancingan dan sentra kuliner. Pembangunan pancingan dan sentra kuliner diawali pengerukan bekas embung dengan menggunakan alat berat alias backhoe.

Baca Juga: Ajaib! Ikan Toman di Trucuk Klaten Ditemukan Mati, Tiba-Tiba Hidup Lagi

Saat pengerukan, warga sempat dikagetkan dengan adanya saluran air kuno di dekat bekas embung. Konon, saluran air itu sudah dibangun sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Selama pengerukan, warga banyak yang mencari ikan di bekas embung itu.

Advertisement

Ikan toman green berukuran panjang 80 cm dengan berat sekitar tujuh kilogram itu sempat ditawar jutaan rupiah oleh pencinta ikan langka di Klaten. Namun, hal penemu ikan memilih tak melepas ikan kesayangannya tersebut.

Baca Juga: Ini Alasan Penemu Ikan Toman di Trucuk Klaten Tak Mau Jual Meski Ditawar Rp17 Juta

Pelengkap Wisata

“Setelah penemuan ikan itu, kali ini ada bulus. Saat ditemukan, sudah mati. Diduga, bulus ini berusia puluhan tahun. Saat ditemukan warga, bulus dalam kondisi mengambang,” kata Penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Budi Andriyanto, Senin (6/9/2021).

Advertisement

Sesuai rencana, warga setempat ingin mengawetkan bulus yang baru saja mati itu. Bulus akan digunakan sebagai pelengkap wisata pemancingan dan kuliner di Sabrang Lor, Trucuk. “Itu sebagai penanda atau sejarah saja. Bahwa di sini pernah ada bulus itu,” katanya.

Hal senada dijelaskan salah seorang pekerja proyek di bekas embung Sabrang Lor, Trucuk, Kirjo. Warga sempat menyoroti bulus yang mengambang di bekas embung itu dengan senter sebelum akhirnya mengambil dengan bantuan galah.

Baca Juga: Sempat Takut, Penemu Mengira Ikan Toman di Trucuk Klaten Penunggu Kolam

Advertisement

“Awalnya dikira bantal. Setelah dipinggirkan, ternyata bulus. Kami sempat ingin menyembelihnya untuk plentonan [dimakan bersama]. Pisau dan daun pisang sudah disiapkan. Ternyata bulus itu sudah mati. Kami pun tak jadi menyembelihnya. Di samping itu, ada yang ngagar-agari [menakut-nakuti] jangan disembelih dan dimakan. Takutnya, dagingnya beracun,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif