Soloraya
Minggu, 12 Maret 2023 - 17:51 WIB

Saking Enaknya, Orang Rela Jauh-Jauh ke Warung Opor Mbah Min di Pracimantoro

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Opor ayam goreng Mbah Min di Pasar Hewan Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, menghidangkan seporsi ayam opor goreng, Kamis (9/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI – Kepulan asap menyeruak dari kuali berbahan tanah liat di dapur Warung Opor Ayam Mbah Min di kompleks Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, Kamis (16/3/2023). Saat itu selepas Asar dan pengunjung masih ramai.

Di dalam kuali, kuah opor ayam berwarna kuning mendidih dan menguarkan bau harum semerbak memenuhi isi warung kuliner tersebut. Kuah opor ayam itu dimasak menggunakan kayu bakar di tungku berbahan batu dan tanah liat yang sudah menghitam.

Advertisement

Pengunjung berdatangan memadati kursi dan meja yang tersedia. Di antara mereka ada yang mencoba mengintip dapur yang penuh sesak oleh berbagai peralatan dapur dan rempah bahan opor ayam.

Warung Mbah Min baru buka pukul 15.00 WIB. Juru masak warung di area Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, itu pun sibuk menyiapkan ayam dan bahan rempah sambil menunggu kuah opor dan ayam matang setelah dimasak sebelumnya.

Advertisement

Warung Mbah Min baru buka pukul 15.00 WIB. Juru masak warung di area Pasar Hewan Pracimantoro, Wonogiri, itu pun sibuk menyiapkan ayam dan bahan rempah sambil menunggu kuah opor dan ayam matang setelah dimasak sebelumnya.

Sementara beberapa pengunjung menempati meja-meja panjang sudah tidak sabar menunggu pesanan opor ayam dihidangkan. Pengunjung dari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sidiq, mengaku memang niat datang jauh-jauh ke Pracimantoro, Wonogiri, demi mengobati rasa penasaran akan rasa opor ayam ala Warung Mbah Min.

Di Gunung Kidul, nama Warung Mbah Min sudah tidak asing lagi bagi kalangan pencinta kuliner. “Ke sini memang nglegakke [sengaja meluangkan waktu] buat mencicipi opor ayamnya. Penasaran sekali karena warung ini sudah terkenal di Gunung Kidul,” kata Sidiq di sela-sela menikmati opor ayam ala Mbah Min saat berbincang dengan Solopos.com, sore itu.

Advertisement

Rasa penasaran Sidiq terpuaskan dengan rasa opor ayam yang menurutnya tiada tandingan. Sidiq yang datang bersama istrinya sama sekali tidak kecewa. Usahanya datang dari Gunungkidul ke Pracimantoro demi opor ayam terbayarkan sudah, lunas sekaligus puas.

Tidak Buka Setiap Hari

Menurut Sidiq, rasa rempah opor ayam Mbah Min sangat kental. Sebagai orang yang tidak lagi muda, Sidiq pun sama sekali tak kesulitan memakan daging ayam yang dimasak opor di Warung Mbah Min.

Warung Opor Ayam Goreng Mbah Min di Pasar Hewan Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, dipadati pengunjung, Kamis (9/3/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Tekstur yang lembut begitu mudah memanjakan lidah pria yang juga memiliki usaha warung ayam goreng di Gunung Kidul itu. “Daging ayamnya empuk. Sama sekali enggak alot. Dimakan itu mudah dan enak dan sambelnya, kalau saya bilang, mantap,” ujar dia.

Advertisement

Pengunjung lain yang datang berombongan dari Solo, Putri, juga mengaku sengaja datang ke Warung Opor Mbah Min di Pracimantoro, Wonogiri, karena ingin menikmati ayam opor Warung Mbah Min. Saat itu, Putri terpaksa duduk di bangku di luar warung karena meja di dalam sudah penuh pengunjung.

“Ke sini atas rekomendasi teman. Katanya enak. Sengaja ke sini dari Solo. Kebetulan bareng teman-teman juga,” kata Putri. Dengan harga Rp40.000/porsi, bagi Putri masih terjangkau. Apalagi dalam seporsi itu tak cuma ayam yang dihidangkan, tetapi juga sayur lombok ijo, lalapan, dan oseng.

“Yang paling penting, enaknya itu. Rasanya beda dari opor ayam warung lain. Ini itu gurihnya terasa banget. Oiya, es tehnya juga enak,” ucap perempuan yang baru saja menyelesaikan kuliah itu.

Advertisement

Mbah Min, pemilik sekaligus pendiri Warung Opor Ayam legendaris di Pracimantoro, Wonogiri, menceritakan warungnya hanya buka setiap hari pasaran (hari dalam kalender Jawa) Pon sore mulai pukul 15.00 WIB-20.00 WIB dan Wage pagi pukul 06.00 WIB-10.00 WIB.

Hanya Pakai Ayam Kampung

“Hanya hari itu saja. Hari lainnya tutup,” kata Mbah Min yang bernama lengkap Mukimin itu. Setiap buka, paling sedikit 100 ekor ayam kampung habis terjual. Setiap ekor ayam bisa menjadi empat porsi. Setiap buka, Mbah Min minimal menjual 400 porsi.

Pada Kamis itu, Mbah Min menyediakan 116 porsi ayam kampung. Satu porsi seharga Rp40.000 sudah termasuk sayuran dan sambal. Lebih dari 90% pengunjung Warung Mbah Min bukan orang lokal Pracimantoro.

Mereka justru orang dari berbagai daerah di tiga provinsi, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Tidak mengherankan mereka yang datang lebih banyak yang mengendarai mobil. Sebab mereka biasanya datang rombongan, baik keluarga atau teman.

“Kalau sore-malam Wage, yang datang banyak dari luar, saka ngendi-ngendi. Kalau pagi biasanya para penjual dan pembeli sapi atau kambing [Pasar Hewan Pracimantoro buka setiap Wage],” tuturnya.

Menurut Mbah Min, tidak ada resep khusus untuk membuat opor ayam di warungnya. Dia hanya mempertahankan kayu bakar untuk memasak. Selain itu, kuah opor ayam dimasak di kuali berbahan tanah liat.

Warung yang sudah berdiri sejak 1965 itu pun tak memakai ayam jenis lain selain ayam kampung. Bagi Mbah Min, rasa ayam kampung lebih nikmat dibanding ayam lain. “Di sini memang spesialis ayam kampung,” ungkap pria 73 tahun itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif