SOLOPOS.COM - Kondisi pohon randu alas raksasa di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu yang dipangkas beberapa hari terakhir, Selasa (20/12/2022). Diperkirakan, pohon tersebut sudah berusia tiga abad. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENPohon randu alas raksasa yang diperkirakan berumur tiga abad di Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, dipangkas. Kondisi pohon yang mengering mulai membahayakan warga yang tinggal di sekitar pohon tiga abad di Klaten tersebut.

Sejumlah warga menyebutkan jika pohon itu memiliki tinggi sekitar 60 meter-70 meter. Ukuran keliling pohon diperkirakan lebih dari lima orang yang saling berpegangan tangan. Pohon itu berada di lahan tepi sungai dan menaungi permukiman padat penduduk yang berdekatan dengan kompleks makam.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pemangkasan pohon tiga abad di Klaten itu dilakukan oleh lima blandong atau tukang tebang pohon asal Kecamatan Bayat sejak, Minggu (18/12/2022). Dua dari lima orang itu naik ke pohon untuk memangkas secara manual menggunakan gergaji mesin.

Para blandong itu dibantu warga setempat menyingkirkan ranting dan dahan pohon yang dipangkas. Aksi para blandong memangkas pohon itu menjadi tontonan warga yang melihat dari jalan kampung hingga kompleks permakaman.

Pemangkasan pohon tiga abad di Klaten itu dilakukan lantaran kondisinya yang mulai mengering sejak sekitar tiga bulan terakhir. Dahan pohon raksasa itu pernah jatuh sekitar 35 hari lalu. Beruntung, kejadian itu tak sampai menimpa rumah dan dahan yang jatuh bersender di tembok rumah warga.

Baca Juga: Agrowisata Gondang Winangoen Klaten, Padukan Rekreasi dan Edukasi

“Saat kejadian itu saya tidur di rumah. Tidak tahu kejadiannya seperti apa. Tahu-tahu dahannya sudah ada di belakang rumah. Kejadiannya itu persis selapan [35 hari] ini, pas Selasa Pahing,” kata pemilik salah satu rumah di bawah pohon tersebut, Tuginem, 62, saat ditemui Solopos.com di Segaran, Selasa (20/12/2022) siang.

Sejak kejadian itu, Tuginem memilih mengungsi ke rumah kerabat tak jauh dari rumahnya saat hujan tiba. Dia memilih mengungsi lantaran khawatir dahan kembali rontok dan menimpa rumahnya.

Selain rumah yang ditinggal Tuginem dan lima anggota keluarganya, ada dua rumah milik warga lainnya yang tepat berada di bawah pohon tiga abad di Klaten itu.

Salah satu warga Segaran, Jono, 56, mengatakan pohon dipangkas lantaran kondisinya sudah membahayakan. Pemangkasan dilakukan sejak tiga hari lalu.

Baca Juga: Pohon Tumbang Melintang di Jalan Jatinom-Karanganom Klaten, Tak Ada Korban Jiwa

“Kalau tidak salah sudah berganti tiga blandong ini. Yang dua blandong itu menyatakan tidak sanggup untuk memangkas pohon,” ungkap Jono.

Pohon tersebut sudah ada sejak lama. Jono pun mengetahui kondisi pohon tersebut sudah berukuran raksasa sejak dia masih kecil.

Warga lainnya, Giyarto, mengatakan pohon randu alas raksasa itu menjadi pohon paling besar dan tinggi di kawasan tersebut. Sebelum ada permukiman, pohon itu diperkirakan sudah ada.

Pemangkasan pohon tiga abad di Klaten itu dilakukan lantaran kondisi pohon tersebut yang mulai mengering. Soal kayu dari pohon setelah dipangkas, Giyarto mengatakan untuk sementara dikumpulkan. Fokus warga saat ini yakni membantu pemangkasan pohon agar kondisinya tak membahayakan permukiman.

Baca Juga: Beringin Rawan Tumbang, Umbul Manten Klaten Butuh Pemikiran Akademisi

Kepala Desa (Kades) Segaran, Budi Raharja, mengatakan pemangkasan pohon yang berusia sekitar tiga abad di Klaten ini dilakukan pemerintah desa bersama warga berkoordinasi dengan BPBD. Awalnya, pemerintah desa dan warga kesulitan mencari blandong yang sanggup memangkas pohon raksasa itu.

Blandong yang sempat menyatakan siap memangkas pohon itu akhirnya memilih mengurungkan kesanggupannya. Hingga akhirnya ada warga yang bertemu dengan blandong yang sanggup memangkas pohon raksasa tersebut dan berasal dari Bayat.

Total biaya pemangkasan pohon raksasa tersebut sekitar Rp10 juta. Dana untuk pemangkasan pohon tiga abad di Klaten ini memanfaatkan alokasi anggaran kebencanaan di APBDes setempat sekitar Rp3,5 juta ditambah urunan dari aparatur desa dan warga setempat.

“Pohon itu berdiri di tanah kas desa. Untuk kayu yang dipangkas, pengelolaannya kami serahkan kepada warga di sana. Kalau dikumpulkan, kayu-kayu yang dipangkas itu bisa sampai tiga truk,” kata dia.

Baca Juga: Musim Hujan, BPBD Klaten Usul Ada Pemetaan Pohon Peneduh di Tepi Jalan Raya

Salah satu blandong, Saminto, 70, mengatakan pemangkasan dilakukan dia bersama empat blandong lainnya yang merupakan anak dan cucunya. Pemangkasan sudah dilakukan sejak Minggu. Dia memperkirakan paling tidak sekitar empat hari lagi proses pemangkasan rampung.

“Bagi saya ini menjadi pohon terbesar yang dipangkas sejak saya menjadi blandong [termasuk pohon tertua di Klaten karena diperkirakan sudah berusia tiga abad],” kata pria asal Desa Paseban, Kecamatan Bayat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya