SOLOPOS.COM - Seperangkat wayang pusaka Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang bernama Kanjeng Kiai Kanyut dimainkan KGPH Benawa saat Hajad Dalem Tutup Wulan Sura Tahun Ehe 1956 di Keraton Solo, Sabtu (27/8/2022) malam. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLOKeraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mempunyai sejumlah koleksi wayang pusaka yang telah berusia sangat tua. Karena sejarahnya yang panjang, wayang-wayang pusaka itu tidak sembarangan dimainkan atau dikeluarkan.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, KP Dani Nur Adiningrat, saat diwawancarai wartawan, Senin (29/8/2022), mengatakan wayang-wayang pusaka itu salah satunya Kanjeng Kiai Kanyut yang dimainkan saat acara tutup Sura di Keraton Solo, Sabtu (27/8/2022) malam.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Wayang itu diyakini telah berusia seratusan tahun dan tidak sembarangan orang bisa memainkannya. Ada juga wayang pusaka Kanjeng Kiai Kadung, Kanjeng Kiai Mangu, Kanjeng Kiai Dewo Kathong, serta Kanjeng Kiai Jimat.

Menurut Dani, hingga sekarang ini wayang pusaka Keraton Solo tersebut masih terawat dengan baik. Penuturan senada disampaikan salah seorang Pengageng Keraton Solo, KP Haryo Adipati Sosro Negoro, pada Sabtu.

Saat ditemui wartawan di sela pagelaran wayang Hajad Dalem Tutup Wulan Sura Tahun Ehe 1956 pada Sabtu (27/8/2022) malam, dia mengatakan wayang Kanjeng Kiai Kanyut adalah salah satu pusaka yang masih diuri-uri hingga kini.

Baca Juga: Keraton Solo Tutup Sura dengan Pentas Wayang Kulit Semalaman, Catat Tanggalnya

“Sewaktu-waktu atas kehendak dari SISKS Paku Buwono XIII untuk dikeluarkan dan dimainkan. Hanya beliau yang bisa meminta untuk dimainkan. Usia wayang ini sudah hampir 200 tahun,” katanya.

Syarat Memainkan Wayang Pusaka

Sosro Negoro menjelaskan wayang-wayang pusaka bisa dikeluarkan atau dimainkan atas perintah dari PB XIII. “Semua momen yang ada atas dhawuh dalem, apabila dirasa penting untuk mengeluarkan wayang pusaka,” katanya.

Momen-momen mengeluarkan wayang pusaka itu seperti pernikahan putera-puteri raja maupun event-event lainnya di Keraton Solo. “Bila Raja menghendaki pusaka dikeluarkan ya sudah, tidak apa-apa. Karena setiap wayang kulit di sini kan ada ceritanya, ada sejarahnya,” terangnya.

Baca Juga: Mengeja Pesan dari Lakon Sesaji Raja Suya Keraton Solo di Pengujung Sura

Ihwal wayang Kanjeng Kiai Kanyut, menurut Sosro Negoro, kali terakhir dikeluarkan pada masa PB XII. Untuk memainkan wayang pusaka tersebut menurutnya tidak boleh orang sembarangan. Tidak boleh pula dimainkan sembarangan.

“Dalangnya kalau tidak melakukan upacara tersendiri ya tidak akan kuat. Kalau bukan putra dalem tidak akan berani. Jadi sekarang ini yang berani memainkan wayang-wayang pusaka tersebut ya KGPH Benawa tok,” urainya.

Salah satu syarat untuk memainkan wayang Kanjeng Kiai Kanyut, menurut Sosro Negoro, yaitu tidak boleh dipasang sebelum semua perangkat pagelaran dipasang. Semua perangkat pagelaran harus lengkap terpasang, baru wayang disusun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya