Soloraya
Senin, 29 Agustus 2011 - 16:24 WIB

Salat Id Muhammadiyah dipusatkan di 2 tempat

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Sukoharjo (Solopos.com)–Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo memusatkan pelaksanaan Salat Id Lebaran 1432 H tahun 2011, Selasa (30/8/2011) pagi, di dua tempat berbeda, masing-masing di Alun-alun Satya Negara dan Stadiun Jombor, Bendosari.

Advertisement

Ketua PDM Sukoharjo, dr Guntur Subiyantoro, menyebutkan Shalat Id di Alun-alun Satya Negara akan dipimpin oleh imam dan sekaligus penceramah Wakil Ketua PDM Sukoharjo, Suparno Zaini Dahlan.

Sedang Shalat Id di Stadion Jombor, Bendosari, kata dia akan dipimpin imam dan khatib Shodiqul Amin SPd, yang juga dikenal sebagai seorang kader Muhammadiyah di Kota Makmur.

“Shalat Id yang dilaksanakan oleh PDM Sukoharjo hanya di Alun-alun Satya Negara dan Stadion Jombor. Sedangkan yang lain seperti biasa umumnya dilaksanakan masyarakat dengan bertempat di kecamatannya masing-masing,” ujarnya kepada Espos di Sukoharjo, Senin (29/8/2011) siang.

Advertisement

Guntur mengemukakan pelaksanaan Shalat Id di dua lokasi tersebut dilaksanakan PDM dengan menggandeng panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Sukoharjo Kota dan PHBI Jombor.

Guntur yang juga kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukoharjo memerkirakan jumlah peserta Shalat Id di Alun-alun Satya Negara akan membludak mencapai ribuan jemaah.

Meski demikian, Guntur justru mengaku tidak akan mengikuti Shalat Id yang diselenggarakan di Alun-alun Satya Negara dan di Stadion Jombor, karena telah menyanggupi untuk ikut Shalat Id di Mesjid Baitul Makmur di Solo Baru. Shalat di dua lokasi dijadwalkan dimulai pukul 06.00 WIB.

Advertisement

“Pengalaman tahun-tahun terdahulu, apabila 1 Syawal berbeda, yang hari pertama pesertanya bisa empat kali lipat lebih banyak dibanding Shalat Id di hari kedua. Mungkin sekitar 8.000-an jemaah. Saya sendiri tidak ikut di dua lokasi itu karena ikut di Mesjid Baitul Makmur Solo Baru,” ujarnya.

Pada bagian lain, terkait kemungkinan adanya perbedaaan hari raya Idul Fitri, Guntur menyatakan hal itu tak perlu dipermasalahkan karena masing-masing memiliki dasar penetapan sendiri. Meski berbeda, kata dia, tetap harus bisa saling menghargai dan menghormati untuk menjaga persatuan.

(try)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif