SOLOPOS.COM - Salah satu pintu air irigasi pertanian di Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar. Air dari saluran irigasi digunakan untuk mengairi sejumlah sawah di wilayah setempat. Foto diambil Rabu (28/8/2013). (Iskandar/JIBI/Solopos)

 Salah satu pintu air irigasi pertanian di Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar. Air dari saluran irigasi digunakan untuk mengairi sejumlah sawah di wilayah setempat. Foto diambil Rabu (28/8/2013). (Iskandar/JIBI/Solopos)


Salah satu pintu air irigasi pertanian di Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar. Air dari saluran irigasi digunakan untuk mengairi sejumlah sawah di wilayah setempat. Foto diambil Rabu (28/8/2013). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Setidaknya terdapat 10 buah pintu air saluran irigasi di Kecamatan Colomadu, Karanganyar hilang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kondisi ini dinilai mengganggu kelancaran irigasi sawah di berbagai desa di Kecamatan Colomadu.

“Kira-kira sudah empat tahun ini pintu air pada saluran irigasi di beberapa desa hilang. Selain pintu, sekrup besar dari kuningan yang dipergunakan untuk menyetel atau menaikturunkan pintu juga hilang,” ujar Petugas Operasional Pengairan Kecamatan Colomadu, Mukijo ketika ditemui wartawan di Colomadu, Rabu (28/8/2013).

Menurut dia pihaknya telah melaporkan persoalan ini ke DPU Karanganyar. Namun hingga kemarin dinilai belum ada pembenahan pada sejumlah saluran irigasi yang rusak tersebut. Terkait itu pihaknya berharap segera ada pembenahan pada pintu-pintu air yang hilang itu. Sebab selama ini para petani di berbagai tempat yang pintu airnya hilang, hanya menggunakan cara manual saat mengatur air untuk irigasi sawah mereka.

Dengan pendistribusian air secara manual, karena banyaknya pintu air yang hilang, papar Mukijo, saluran irigasi menjadi banyak yang mengalami pendangkalan. Sebab system pendistribusian manual dinilai tak bisa sempurna menggelontor sedimen pada saluran irigasi yang ada.

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat di Gedongan, Sawaldi juga menyatakan hilangnya sejumlah pintu air pada saluran irigasi di desanya berdampak pada kelancaran suplai air untuk sawah. Karena dengan hilangnya sejumlah pintu tersebut mengakibatkan pembagian air untuk pertanian tak bisa merata.

Hal yang menjadi keluhan para petani di wilayahnya adalah berubahnya kedalaman saluran irigasi di sepanjang jalan Adi Soemarmo menjadi lebih dalam. Kondisi ini mengakibatakan para petani kesulitan mengalirkan air ke sawah masing-masing.

“Dulu sebelum saluran itu diperbaiki menjadi dalam seperti sekarang ini, para petani bisa dengan mudah mengalirkan air ke sawah masing-masing. Tetapi setelah kedalaman saluran itu bertambah menjadi satu meter lebih, petani kesulitan mengalirkan air,” ungkap dia.

Jika ingin mengalirkan air dari saluran itu, mereka harus menggunakan pompa. Sebab permukaan sawah di sekitar saluran irigasi itu sekarang dinilai kauh lebih tinggi dibanding dasar saluran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya