SOLOPOS.COM - Anak-anak penyandang tuna rungu mengikuti kelas bahasa isyarat di sekretariat Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK), Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Minggu (3/7/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK) menggelar kelas bahasa isyarat yang digelar saban Minggu. Kelas tersebut menjadi media belajar bagi penyandang tuna rungu maupun orang tua dari anak-anak yang mengalami tuna rungu.

Kelas diadakan di sekretariat PPDK di Kampung Baru, Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara. Para pengajar merupakan remaja penyandang tuna rungu dibantu seorang volunteer.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan pantauan Minggu (3/7/2022) siang, kelas bahasa isyarat diikuti puluhan orang. Mereka dibagi dalam dua kelompok yakni orang tua dan anak-anak. Para orang tua yang mayoritas ibu dari anak penyandang tuna rungu terlihat antusias mengikuti kelas.

Mereka tak canggung menirukan gerakan jari untuk mengeja abjad. Siang itu ada peserta baru yakni salah satu orang tua. Agar cepat menguasai abjad bahasa isyarat, orang tua tersebut mendapatkan pelatihan tersendiri.

Baca Juga: Terbuka Umum! PPDK Gelar Kelas Bahasa Isyarat Setiap Minggu, Tertarik?

Salah satu orang tua dari anak tuna rungu, Arum, 32, mengaku tertarik mengikuti kelas bahasa isyarat agar bisa semakin mudah berkomunikasi dengan anaknya. Lebih dari itu, dia berharap dari kelas itu bisa semakin mengerti apa yang ingin disampaikan oleh anaknya.

“Jadi harus belajar juga biar bisa berkomunikasi dengan anak saya lebih lancar. Selama ini komunikasi dengan bahasa isyarat sebisa saya yang penting saya paham dia paham. Terkadang menggunakan bahasa bibir, keras, dan saat ini bisa menggunakan WA,” kata warga Kecamatan Kemalang tersebut.

Lain halnya dengan Tari, 40, warga Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes. Tari bukan orang tua dari penyandang tuna rungu. Namun, dia tertarik bisa menguasai bahasa isyarat lantaran termotivasi dengan semangat remaja tuna rungu untuk mengajarkan bahasa isyarat.

Baca Juga: Waduh, Sampah Berserakan saat CFD Perdana di Klaten

Tak hanya dari Klaten. Peserta kelas bahasa isyarat juga ada yang berasal dari luar Klaten. Seperti Isnani, pegiat disabilitas dari Kabupaten Boyolali yang mengikuti kelas bahasa isyarat sejak kali pertama digelar.

“Ingin belajar bahasa isyarat karena di Musuk itu ada puluhan teman tuna rungu dan kami terhambat untuk berkomunikasi secara lancar. Dari hasil pembelajaran ini kami akan ajarkan kembali ke anak-anak di Musuk. Selama ini sebagian besar komunikasi anak dengan orang tua mereka menggunakan bahasa ibu,” kata Isnaini yang juga Ketua Kelompok Sanggar Inklusi Tunas Harapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya