SOLOPOS.COM - TERBENGKALAI -- Rumah di sudut Jalan Perintis Kemerdekaan, Purwosari, yang dikenal sebagai Omah Lowo ini termasuk cagar budaya yang terbengkalai karena tidak dimanfaatkan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

TERBENGKALAI -- Rumah di sudut Jalan Perintis Kemerdekaan, Purwosari, yang dikenal sebagai Omah Lowo ini termasuk cagar budaya yang terbengkalai karena tidak dimanfaatkan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Pemkot Solo dan tim ahli cagar budaya, Rabu (19/10/2011) menggelar workshop mengenai benda cagar budaya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mencari kesamaan persepsi mengenai benda-benda, kawasan maupun bangunan yang akan ditetapkan sebagai benda cagar budaya (BCB).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Workshop ini digelar di Bale Tawangarum, Balaikota Solo, dan diikuti oleh lebih kurang 100-an tokoh masyarakat, budayawan, sejarawan dan akademisi. Tim ahli cagar budaya selama ini telah bekerja mencermati dan mengkaji benda-benda, bangunan atau kawasan yang berpotensi ditetapkan sebagai BCB. Tim juga menewrima masukan dari masyarakat mengenai benda, bangunan atau kawasan yang dinilai memenuhi syarat sebagai BCB.

Ternyata jumlah masukan total dari masyarakat mencapai 210 item benda, bangunan maupun kawasan. Ini menambah jumlah BCB dari yang sebelumnya sudah tercatat dan ditetapkan dalam SK Walikota No 646/116/1/1997 tentang Penetapan Bangunan dan Kawasan Kuno bersejarah di Solo yang hanya mencatat 73 item.

Kepala Dinas tata Ruang Kota (DTRK) Solo, Ahyani, menjelaskan dari BCB yang telah terdaftar itu pihaknya telah meneliti dan menemukan 69 item BCB. Di sisi lain DTRK juga telah mencatat adanya 55 benda, bangunan atau kawasan yang bisa diusulkan mendapat status BCB. “Masuk dalam 55 objek bangunan atau kawasan yang sudah didata itu di antaranya kawasan Loji Wetan, Kauman, rumah tempat praktik dr Tunjung, Dalem Joyokusuman dan rumah keluarga Sungkar,” jelasnya.

Workshop dijadwalkan berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama tercatat sebagai pembicara adalah Pompi Wahyudi dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Solo, Drs Gutomo dari BP3 Jateng dan Sri Pamiarsi dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Hasil akhir workshop ini adalah rekomendasi mengenai BCB dan langkah penanganannya.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya