SOLOPOS.COM - Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo, diserbu ibu-ibu untuk diajak berfoto saat mengunjungi gudang tembakau di Trucuk, Klaten, Rabu (27/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Calon presiden (capres) nomor urut 03 Pilpres 2024, Ganjar Pranowo, menilai Indonesia perlu memiliki pusat tembakau dan tempat paling cocok untuk itu adalah Jawa Tengah (Jateng).

Hal itu disampaikan Ganjar saat ditemui wartawan seusai bertemu para petani tembakau di Kecamatan Trucuk, Klaten, Rabu (27/12/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Karena Temanggung menjadi ikon tembakau dunia, dunia loh. Kalau bicara srintil itu hanya di situ [Temanggung] dan harganya sangat mahal. Itu kan Allah, Tuhan kasih rezeki untuk kita. Maka, menurut saya, perlu ada pusat tembakau di Indonesia. Tempat yang paling bagus di Jawa Tengah,” kata mantan Gubernur Jateng tersebut.

Pusat tembakau Indonesia itu, lanjut Ganjar Pranowo, bisa menjadi tempat riset mulai dari pembuatan benih yang baik, proses produksi yang baik, hingga pemanfaatan tembakau di luar untuk rokok.

“Kosmetik kah, farmasi kah, macam-macam. Kalau bicara proses riset, mungkin hilirisasi lah. Jadi tembakau bisa diproses apa saja butuh tempat riset agar bisa berkembang, jadi jangan dimatikan,” kata dia.

Berdasarkan catatan Solopos.com, selain Temanggung dan beberapa daerah lain di Jateng dan Indonesia, Klaten juga sejak lama dikenal sebagai daerah pusat penghasil beberapa jenis tembakau.

Tembakau menjadi komoditas unggulan Klaten, bahkan sejak zaman penjajahan Belanda ketika wilayah Jogja, Solo, dan Klaten dikenal sebagai Vorstenlanden atau tanah kerajaan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang tertuang dalam buku Klaten Dalam Angka 2023, sepanjang 2022, tembakau di Klaten ditanam di lahan seluas total 1.922,38 hektare.

Luas Lahan Tembakau Klaten

Luas lahan tersebut tersebar di 17 kecamatan dengan area penanaman paling luas di Manisrenggo yakni 515 hektare, Trucuk 300,58 hektare, Pedan 207,68 hektare, kemudian Gantiwarno 148,25 hektare, dan Ceper seluas 147,64 hektare.

Selain lahan yang ditanami oleh petani, ada juga lahan tembakau yang ditanam PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X. Antara memberitakan pada Juli 2023 lalu, PT PTPN X melakukan petik atau panen perdana tembakau jenis TBN H382 kualitas ekspor di kebun wilayah Sukorejo, Wedi, Klaten.

Kebun tembakau Klaten musim tanam 2023/2024 ini ditarget produksi 17.000 kg per hektare daun basah atau 1.700 kg/hektare daun kering, dengan kualitas top grade (NW) 476 Kg/hektare dan keutuhan daun 85% dari produksi total.

Sedangkan tembakau yang ditanam petani Klaten, berdasarkan keterangan yang diperoleh Solopos.com dari petani, ada yang jenis atau varietas gerompol Jatim dan Kentucky. Tembakau jenis ini banyak ditanam petani di wilayah Trucuk dan biasanya diolah untuk dijual menjadi tembakau asepan untuk bahan cerutu.

Ada pula varietas Bligon yang banyak ditanam petani di Manisrenggo dan Prambanan, Klaten. Hasil panen varietas ini diolah menjadi tembakau rajangan untuk dijual ke pabrik rokok.

Dalam kunjungannya, Rabu, Ganjar Pranowo bertemu para petani tembakau di salah satu gudang tembakau, Desa Mireng, Kecamatan Trucuk, Klaten. Dalam kesempatan itu, Ganjar mendengar berbagai keluhan dan aspirasi petani yang kesulitan mendapatkan pupuk.

Sebelum bertemu petani di Trucuk, Ganjar yang tiba di Klaten pada Selasa (26/12/2023) malam sempat mengobrol bareng sesepuh PDIP di Taman Kuliner MPP Klaten berlanjut dengan bermalam di salah satu rumah warga Desa Bolali, Kecamatan Wonosari, Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya