SOLOPOS.COM - Sejumlah peziarah mendatangi makam leluhur di Tempat Pemakaman Umum Bonoloyo, Minggu (5/3/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO–Menyambut Ramadan 1444 Hijriyah, sejumlah warga Solo dan sekitarnya melakukan tradisi nyadran ke makam para leluhurnya, Minggu (5/3/2023).

Pantauan Solopos.com, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Bonoloyo di Kadipiro, Banjarsari, Solo, saat mendatangi makam, para peziarah ada yang bersama rombongan, ada yang berdua, ada pula yang sendiri. Mereka membawa kendaraan motor atau mobil yang bisa diparkirkan masuk ke jalan paving pemakaman. Serangkaian kegiatan tradisi nyadran warga Solo meliputi pembersihan makam, doa bersama, dan tabur bunga.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Warga yang tinggal di dekat makam, Memet Haryanto, melihat ada penambahan jumlah peziarah yang masuk ke makam selama memasuki bulan Sya’ban. Warga Banjarsari tersebut memaknai mereka tengah melakukan tradisi nyadran yang dilakukan secara turun temurun.

Sejak pagi hari, kata Memet, para peziarah terlihat silih berganti mendatangi makam-makam leluhurnya, baik itu orang tua maupun sanak saudara atau kerabat. Memet menceritakan mereka membawa bunga untuk ditaburkan diatas makam yang didatangi.

Sembari menabur bunga, tradisi nyadran itu juga diiringi kegiatan mendoakan para leluhur mereka yang sudah meninggal. Ada pula warga sekitar yang menawarkan diri menjadi petugas bersih-bersih makam di sana.

“Jadi orang mati di sini juga bisa menghidupi orang hidup [petugas bersih bersih makam],” ujar dia sambil berkelakar.

Memet menilai selama ini warga yang datang ke TPU Bonoloyo belum terlalu ramai. Menurut dia, warga yang datang yang lebih banyak saat mendekati bulan puasa, sekitar Sabtu (18/3/2023).

Memet mengakui tempat pemakaman umum Bonoloyo digunakan untuk pemakaman warga Soloraya. Jadi tidak heran, kata dia, bila ada banyak peziarah yang datang dari luar kota, seperti Jakarta, dan lainnya.

Salah satu warga Semanggi, Wahyu Sugiharto, datang ke TPU Bonoloyo bersama istrinya. Wahyu mengaku mendatangi makam ayah ibunya sebagai bentuk dirinya melakukan tradisi nyadran menyambut Ramadan.

“Mendoakan semoga dilapangkan kuburnya, diterima di sisi Allah SWT,” ucap dia saat ditemui Solopos.com.

Lokasi makam kedua orang tua Wahyu dekat dengan pintu utama masuk TPU Bonoloyo. Selama kurang lebih 15 menit, Wahyu bersama istrinya mendoakan kedua orang tua Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya