Soloraya
Selasa, 27 Agustus 2013 - 13:54 WIB

SAMPAH MEDIS : DKK Sukoharjo Duga Limbah Berasal dari RB atau RS

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, dr. Guntur Subiyantoro (Dok/JIBI/Solopos)


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, dr. Guntur Subiyantoro (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Merasa memiliki tiga alat pemusnah alat medis, pengelola Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo menduga limbah atau sampah medis ke saluran irigasi berasal dari rumah bersalin (RB) atau rumah sakit (RS).

Advertisement

DKK juga kaget dengan pemberitaan di media massa terkait limbah medis yang ditemukan petani di saluran irigasi. Hal itu disampaikan Kepala DKK Sukoharjo, dr Guntur Subiyantoro kepada wartawan di kantornya, Selasa (27/8/2013).

“Saya kaget membaca pemberitaan penemuan limbah medis oleh petani sehingga buru-buru memberikan penjelasan kepada wartawan.”

Diakui oleh Guntur pengolahan limbah medis ditangani mandiri oleh unit khusus di DKK. “Di Sukoharjo ada 12 puskesmas. Dua di antaranya telah memiliki alat pemusnah baik dibakar maupun diremuk. Alat pemusnah limbah medis berada di Puskesmas Begajah dan Puskesmas Weru. Dua tempat itu kami rasa masih kurang sehingga bekerja sama dengan pihak ketiga,” jelasnya.

Advertisement

Menurutnya, kerja sama dengan pihak ketiga dimaksudkan agar lebih efisien dan irit serta aman. Lebih lanjut dikatakan oleh Guntur, selain di puskesmas, alat pemusnah limbah medis telah dimiliki oleh Rumah Sakit Ortopedi (RSO) dan Rumah Sakit Paru.

“RS yang lain belum memiliki.”

Bagaimana dengan penemuan petani? Guntur menduga, limbah medis itu berasal dari rumah bersalin atau rumah sakit yang belum memiliki alat pemusnah.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, Gabungan Petani Pengelola dan Pemakai Air (GP3A) Colo Timur menemukan limbah medis yang dibuang di saluran irigasi Dukuh Ngowan, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari. Sampah medis yang terbawa arus air dari Waduk Mulur itu ternyata sering ditemukan petani setempat. Para petani mengeluhkan kondisi itu karena merasa sampah medis berbahaya.

Ketua GP3A Colo Timur, Jigong Sarjanto, mengatakan sampah medis itu biasanya dibungkus dengan kantong plastik besar. Kantong plastik itu berisi jarum suntik bekas, diapers bekas dan wadah obat. Barang-barang medis itu tersangkut di saluran irigasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif